4 Puisi Tentang Ayah yang Sudah Bekerja Keras Bagi Keluarga

Posted on

Puisi Tentang Ayah yang Sudah Bekerja Keras Bagi Keluarga – Puisi merupakan salah satu bentuk dari karya sastra yang menyajikan deretan kata-kata penuh dengan makna dengan susunan berbaris dan berbait-bait. Puisi juga dikenal sebagai buah dari pikiran dan perasaan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Puisi juga seringkali disampaikan dalam bentuk lisan seperti halnya pada pembacaan puisi. Berikut ini adalah contoh dari puisi yang bertemakan tentang perjuangan seorang ayah :

Contoh 1 :

Pengorbanan Seorang Ayah

Ayah …
Punggungmu lebam terbakar sinar matahari
Telapak tanganmu terasa kasar
Dan telapak kakimu mengapal tebal
Apakah gerangan yang kau kerjakan selama ini

Kau selalu pergi pagi-pagi sekali
Seusai ayam jantan memekikkan suara nyaringnya
Seusai kening-kening jiwa yang takut pada Tuhan-Nya
Merendahkan kepala mereka di atas sajadah
Di bilik-bilik mushala

Sepagi buta itu kau berangkat
Katamu untuk bekerja
Demi istri dan anak-anakmu

Ayah …
Tak sedikitpun keluhan ku dengar dari bibirmu yang kering
Tak sedikitpun rintihan keluar dari suara lisanmu yang parau
Tak sedikitpun kau mengerang atas rasa sakit yang kau jalani
Demi keluargamu

Ayah …
Setiap senja tiba kau pulang
dengan bahasa tubuh yang teramat letih
Serta perutmu yang selalu riuh
pertanda tak ada sesuatu apapun
Yang kau makan sejak pagi
Apa saja yang kau lalui sepanjang hari ini

Ayah …
Dikala lelah dan letih
Kau masih bersabar dengan kami yang tak mau tahu
Seperti apa hari yang kau lalui
Dengan manja dan egois kami menuntut banyak hal padamu
Namun dengan senyuman kau sanggupi permintaan konyol anak-anakmu
Mesti kau tau semua itu diluar batas kemampuanmu

Ayah …
Aku selalu menerka-nerka apa yang kau lakukan sepanjang hari
Mengapa kau begitu letih
Dan menimbulkan bekas di sekujur tubuhmu
Sepahit apa hidup yang kau jalani
Sepayah apa jalan yang mesti kau tempuh
Demi kami
Anak-anakmu yang tak tahu-menahu
Tentang apa yang terjadi dengan segala hidup dan kehidupanmu

Kini ku telah beranjak dewasa
Dan telah kupahami semuanya
Tentang kau dan kehidupanmu
Tentang perjuanganmu
Tentang peluhmu yang membanjiri tanah
Tentang cucuran air mata buah dari munajatmu

Semuanya yang kau berikan
dari hasil yang kau kerjakan
Demi kami anak-anakmu
Dan juga keluargamu

Contoh 2 :

Kenangan Bersama Ayah

Di raut wajahmu tersirat
Sejuta pengalaman hidup
Kerut-kerut di wajahmu menggambarkan sejarah perjuangan
Pundak dan dadamu yang dahulu tegap
Hitam legam terbakar matahari
Saat ini telah lemah di dalam tubuh yang kering dan kurus

Ayah …
Dalam sunyi sepi ku rindu hadirmu
Terngiang di benakku
Saat kita berkebun bersama
Dan memanen hasil tanam kita

[sc:ads]

Kau mengusap keringat yang keluar dari tubuhku
Sementara pakaianmu basah akan keringatmu sendiri
Kau memayungiku dengan pelepah pisang itu
Demi melindungi diriku akan kerasnya sinar matahari siang
Sementara dirimu menantang panasnya sinar sang raja siang
Dengan tersenyum penuh arti

Ayah …
Teringat saat kau memanggul diriku di atas kedua pudakmu
Kumainkan sedikit rambutmu yang dahulu hitam legam
Kubelai mahkota di kepalamu
Sedikit terenyuh hati ketika kujangkau kepalamu dengan kedua tanganku

Ayah …
tiada hari yang terindah
Selain kebersamaan kita
Kau adalah panutan di setiap langkah hidupku
Kau adalah bayang-bayang yang selalu mengawasiku
Andai kau ada di sini, ayah …
\Kan kubisikkan sesuatu
yang tak mampu ku katakan jika kau ada di hadapanku
hingga hanya dalam hati ku mampu berbisik
Ayah, aku menyayangimu

Contoh 3 :

Sejuta Tanya dalam Hati

Sejak dulu hati ini bertanya-tanya
Terbuat dari apakah ragamu itu
Sejak dulu aku bertanya-tanya
Terbuat dari apakah tulang-tulangmu itu
Sejak dari dulu aku selalu bertanya
Terbuat dari apa otot-ototmu yang kekar itu
Wahai ayahanda,

Kau bekerja siang dan malam
Di bawah terik matahari
Tak jarang kau pun berjuang
Melawan derasnya hujan

Hingga tak lagi kau pedulikan
Tentang dirimu sendiri
Hingga tak lagi kau rasakan
Perih dan sakitnya luka di dadamu
Yang setiap hari tergores
Sebagai ganti upah yang kau terima
Demi menghidupi keluargamu

Ayah …
Ragamu begitu kuat untuk melawan segala rintangan kasar
Tulang-tulangmu begitu tegak untuk memanggul beban berat itu
Otot-ototmu sangat kuat untuk memikul segala bentuk beban yang harus kau terima
Demi keluargamu
Demi keluargamu

Sejak dulu sejuta tanya dalam hati terkumpul dalam relung hati
Yang tak satupun terjawab
Yang ku tahu pasti hanyalah satu hak
Bahwa kau adalah ayah yang sangat kucintai
Dengan sepenuh hati

Contoh 4 :

Perjalanan Waktu sang Ayah

Ribuan hari waktu yang kau lalui
Melewati rintangan demi aku puteramu
Ayahku tersayang hingga kini masih tetap berjuang
Walau tubuhmu melemah
Walau ragamu telah membunggkuk

Puluhan tahun waktu yang kau jalani
Melewati onak dan duri demi kami keluargamu
Ayahku tercinta hingga kini masih tetap berjalan
Walau telapak kakimu kini melepuh
Hingga perih dan pedih tak lagi kau rasa

Seperti sinar mentari
Kasih yang kau suguhkan
Sungguh tak mampu ku membalasnya
Ayahku sayang …
Sungguh kami menyayangimu

Baca Juga:

5 Contoh Puisi Cinta Sedih Menyentuh Hati
6 Contoh Puisi Anak SD Kelas 5 dan 6
Kumpulan Puisi Kemerdekaan Untuk Anak SD