Contoh Cerpen Lima Paragraf

Posted on

Contoh Cerpen Lima Paragraf – Cerpen adalah salah satu dari jenis karya sastra yang mengisahkan tentang suatu hal dengan paparan yang relatif singkat. Dalam cerita pendek berisikan berbagai cerita menarik yang ringan untuk dibaca. Cerpen lima paragraf adalah cerita pendek yang terdiri dari lima paragraf. Dengan lima paragraf meliputi semua komponen-komponen cerpen dijelaskan dengan baik meskipun hanya lima paragraf. Kemudian penyampaian cerita langsung tidak secara rumit dan berbelit-belit. Sementara paragraf terakhir adalah paragraf yang biasanya membuat pembaca menjadi terkejut dengan akhir cerita pendek ini.

Sahabat Penghias Malam

Malam cerah dengan pemandangan langit yang indah dihiasi bintang-bintang serta bulan tersenyum menerangi malam. Mereka menjadi saksi bisu bahwa malam ini kumemikirkanmu. Ingat pertemuan terakhir kita yaitu sekitar lima tahun yang lalu sebelum kamu dan keluargamu memutuskan untuk berpindah kota. Meskipun berbeda kota, jarak antara kota kita tidak terlalu jauh. Untuk itu sebelum kita berpisah, kita sempat membuat perjanjian untuk bertemu setiap beberapa bulan sekali. Saat pengujung tahun tepatnya lima tahun yang lalu, aku sempat mengunjungimu dan keluargamu di kota barumu. Aku senang dapat merayakan pergantian tahun denganmu dan keluargamu ditemani langit cerah. Sangat hangat dan akrab sambutan keluargamu dengan kedatanganku.“Amel jangan sungkan untuk main lagi kesini ya. Kapan-kapan aku akan berkunjung ke rumahmu”, katamu saat mengantarku ke stasiun sebelum aku kembali pulang ke rumah. Jabatan tangan, pelukan dan senyuman yang terpaksa merelakan aku kembali pulang. Itulah terakhir kita bertemu untuk saling menyapa dan bercengkerama.

Hingga kini ketika kita sudah sama-sama menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Aku ingin sekali menceritakan semuanya tentang kehidupan SMA-ku mulai dari kehidupan sekolahku, guru-guruku, teman-temanku dan yang paling ingin kusampaikan kepadamu adalah tentang kisah cintaku. Kisah cintaku dengan cowok yang sudah terjalin selama dua tahun. Ingin rasanya aku menceritakan semua kisahku kepadamu. Namun di zaman teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih seperti sekarang ini kamu tidak bisa dihubungi. Nomor telephone rumahmu tidak dapat dihubungi lagi, nomor handphone yang kau berikan padaku juga tidak dapat tersambung serta surat elektronik yang kukirim ke alamat email-mu juga tak kunjung mendapat balasan. Hingga sempat ku kirimkan surat tertulis melalui pos dan kukirim ke alamat rumahmu. “Rachel apakah kamu lupa denganku? Apakah kamu punya teman baru lagi sehingga melupakanku sahabat kecilmu ini?”, kataku dalam hati. Hampir setiap malam aku merenung mengingat-ingat bayang wajahmu dan bertanya dalam hati apa kabar dirimu sekarang. Beratapkan pemandangan langit cerah bertaburan bintang, dengan setia bulan selalu mendampingi bintang-bintang. Sempat ku bayangkan aku dan kamu adalah bintang dan bulan dikala musim kemarau yang selalu bersama menghiasi malam.

[sc:ads]

Akhirnya pada liburan setelah pelaksanaan Ujian Nasional (UN) aku memutuskan untuk mengunjungi rumahmu. Bermodalkan restu orang tuaku aku memberanikan diri sendiri untuk ke rumahmu. Berhenti di stasiun yang menjadi tempat terakhir kita bertemu. Menyusuri jalan melangkah menuju kediamanmu yang memang tidak jauh dari stasiun. Sesampai di gang masuk rumahmu sempat bingung, pasalnya keadaan sekarang dengan lima tahun yang lalu sangatlah berbeda. Memang kuakui pembangunan di kota ini sangat cepat, setalah lam ku cari alamat rumahmu dahulu. Aku memberanikan diri untuk mengetok pintu rumah dan mengucapkan salam. “Assalamualaikum….apakah ada orang?”. Tak lama kemudian ibu-ibu paruh baya membuka pintu. “Waalaikumsalam… ada apa dan anda mencari siapa?”, tanyanya. “Apakah ini benar rumahnya Rachel Mega? Saya ingin bertemu dengannya”, kataku sembari melihat-lihat lingkungan sekitar rumah. “Maaf disini tidak ada yang bernama Amelia Mega”, jawab ibu. “Apakah ini benar alamatnya”, lanjutnya. Aku mengangguk dan menyerahkan kertas bertuliskan alamat rumah. “Benar sih ini alamat rumahnya. Saya sudah menempati rumah ini tiga tahun silam, mungkin Rachel yang anda maksud adalah orang yang menempati rumah ini sebelum saya”, kata ibu dengan lembut. Saya memutuskan untuk segera berpamitan dan pulang ke rumah.

Semakin hari semakin kepikiran tentang Rachel, hingga tiba waktu itu. Kakak laki-laki Rachel yang bernama Kak Rio mengunjungi rumahku sore itu. Katanya ia sedang ditugaskan di kotaku dan menyempatkan diri berkunjung ke rumahku karena lama tidak berjumpa dengan keluargaku. Sempat kaget dengan kedatangan Kak Rio, hal pertama yang aku tanyakan adalah keberadaan dan bagaimana kabar Rachel. “Kak Rio bagaimana keadaan Rachel sekarang? Dan dimana sekarang Rachel tinggal? Beberapa bulan yang lalu aku sempat berkunjung ke rumah lama lho”, tanyaku pada Kak Rio. Seketika wajah Kak Rio yang awalnya ceria berubah menjadi sedikit murung dan sedih. Lama diam dengan tidak mengeluarkan kata-kata sedikitpun, sangat membingungkan bagiku yang tak tau apa-apa ini. “Oke jadi begini Amel”, Kak Rio mulai membuka suara. “Keputusan kami dan keluarga membawa Rachel pindah ke luar kota adalah kami membawa Rachel berobat. Karena rumah sakit di kota ini tidak dapat menangani penyakit Rachel. Untuk itu kami memutuskan untuk membawa Rachel berobat di rumah sakit yang lebih bagus dan dapat menangani penyakit Rachel. Tetapi hanya beberapa bulan di rumah sakit tersebut penyakin Rachel semakin kompleks dan susah untuk dikendalikan hingga pihak rumah sakit menyerah. Akhirnya kami dan keluarga membawa Rachel berobat ke luar negeri. Di luar negeri kondisi Rachel sempat membaik. Namun lima bulan yang lalu tiba-tiba kondisinya drop dan Allah telah memutuskan memanggil Rachel ke surga”, jelasnya panjang lebar. Sontak penjelasan Kak Rio bagaikan petir yang menyambar jantung, hati serta otakku seketika hingga aku beku harus berbuat apa.

Rasanya aku tak percaya dengan penjelasan Kak Rio beberapa hari yang lalu. Hingga saat ini aku belum bisa menerima kenyataan yang ada. Setiap malam aku masih mengharapkan bahwa kita adalah bintang dan bulan yang selalu bersama menghiasi malam. Namun sayangnya malam ini dan malam-malam selanjutnya aku sendiri di malam hari. Dan kamu menjadi bintang samar-samar tak terlihat karena tertutupi oleh awan mendung. Awan mendung yang tak berkesudahan hingga membawa air hujan yang membasahi daratan bumi serta melenyapkan keindahan malam hari.

Baca Juga:

Pengertian dan 3 Contoh Paragraf Perbandingan
Unsur & Syarat Paragraf yang Baik
Macam-Macam Pantun Lucu & Contohnya