Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Lengkap

Posted on

Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi Lengkap – Resensi adalah sebuah aktivitas menilai atau menimbang sebuah karya tulis baik fiksi ataupun non fiksi. Penilaian yang dilakukan oleh peresensi berkaitan dengan keunggulan / kelebihan dan kekurangan dari karya tulis tersebut.

Berikut ini adalah contoh dari resensi sebuah karya sastra novel yang berjudul Laskar pelangi karya Andrea Hirata :

Identitas Novel

Judul : Laskar Pelangi
Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2005
Halaman : XXXIV, 529 halaman
ISBN : ISBN 979-3062-79-7

I. Resensi

Laskar Pelangi merupakan judul novel yang pertama kali dirilis oleh penulis fenomenal Andrea Hirata. Novel ini diterbitkan oleh penerbit bentang pustaka pada tahun 2005. Dalam perkembangannya, Andrea Hirata selanjutnya merilis tiga novel sekuel Laskar Pelangi berikutnya yakni Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Laskar Pelangi sendiri mengisahkan tentang kehidupan 10 anak miskin yang berjuang keras demi meneruskan pendidikan mereka di kampung Gantong, Pulau Belitung. Kesepuluh anak yang bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong tersebut hampir sebagian besar dari mereka adalah anak dari para penambang timah di pulau dengan hasil kekayaan alam timah terbesar di dunia. Akan tetapi kekayaan alam tak selalu berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan penduduk asli pada suatu wilayah. Kenyataan itulah yang harus diterima oleh para orang tua, anak-anak, dan seluruh warga miskin di daerah tersebut.

Meskipun dengan segala keterbatasan yang ada baik sarana, prasarana, dan tenaga pengajar, kesepuluh anak yang selanjutnya disebut sebagai Laskar Pelangi itu tetap bersemangat dalam menjalani aktivitas pendidikan mereka. Sekumpulan anak-anak tangguh tersebut diantaranya ialah Ikal, Lintang, Sahara Aulia Fadillah binyi K.A. Muslim Ramdani Fadillah, Samudera Basara bin Syahbani, Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam, Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz, A Kiong (Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman), Mukharam Kucai Khairani, Borek alias Samson, dan Trapani Ihsan Jamari bin Zainudin Ilham Jamari, Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana. Setelah beberapa waktu lamanya, mereka semua mendapatkan teman baru yakni seorang anak pindahan dari SD PN Timah yang bernama Flo.

Awal mula kebersamaan para anggota laskar pelangi dimulai ketika acara penerimaan siswa-siswi baru SD Muhammadiyah Gantong. Dihari penerimaan siswa baru telah terdaftar sebanyak 9 orang siswa. Namun jumlah tersebut tidak memenuhi syarat untuk keberlangsungan aktivitas pendidikan di Sekolah Dasar Islam tersebut. Beberapa hari sebelumnya pemerintah daerah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan provinsi Sumatera Selatan telah memperingatkan kepada pihak SD Muhammadiyah Gantong tentang rencana penutupan sekolah tua tersebut. Penutupan tersebut akan dilakukan jika sekolah tidak bisa memenuhi syarat minimal jumlah siswa sebanyak 10 orang. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka sekolah dasar Muhammadiyah itu tidak diperkenankan untuk melanjutkan aktivitas belajar dan mengajar.

[sc:ads]

Para orang tua wali, calon siswa, pak Harvan dan Bu Muslimah dengan penuh harap menunggu kedatangan siswa ke-10 sebagai penyelamat sekolah mereka. Di saat-saat genting tersebut, Pak Harvan mulai menghela nafas sambil menahan kekecewaan yang dalam. Di satu sisi ia harus mengambil keputusan yang sangat berat yakni menyampaikan kepada wali murid bahwa sekolah mereka tidak bisa dilanjutkan keberlangsungannya dikarenakan tidak memenuhi syarat siswa sebanyak 10 orang. Ditengah-tengah kekecewaan tersebut tiba-tiba datanglah seorang anak yang terlihat lebih besar dibandingkan anak-anak lainnya. Ia datang bersama dengan ibunya hendak mendaftar sebagai siswa baru di sekolah dasar tersebut. Anak itu bernama Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana, seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental yang sekaligus berperan sebagai penyelamat sekolah, para orang tua wali, dan seluruh siswa baru SD Muhammadiyah Gantong. Kegembiraan dan perasaan haru pun tersirat dengan jelas di wajah bu Muslimah dan Pak Harvan.

Dalam aktivitas belajar mengajar yang dilalui oleh kesepuluh anggota laskar pelangi, mereka didampingi oleh seorang guru yang berdedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan yakni ibu Muslimah. Ibu muslimah memiliki kepribadian yang sabar dan penyayang. Meskipun hanya berbekal pengalaman pendidikan Sekolah Kepandaian Putri (SKP), namun pengalamannya dalam mengajar selama bertahun-tahun perlahan telah menempa dirinya menjadi seorang guru yang piawai dalam menghadapi anak-anak. Dalam cerita novel ini, Ibu muslimah lah yang memberikan julukan kepada 10 anak ini sebagai anggota Laskar Pelangi. Bu Muslimah tidaklah sendirian dalam membimbing anak-anak tersebut. Ia dibantu oleh bapak Harvan Efendi Noor, guru yang merangkap jabatan sebagai Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Gantong. Dalam penyampaian materi-materi pembelajaran yang ia sampaikan, Pak Harvan seringkali menyisipkan kisah-kisah teladan para nabi dan rasul. Hingga akhir cerita perjalanan hidup Ikal dan kawan-kawan Laskar Pelanginya dalam menempuh pendidikan di
SD Muhammadiyah Gantong diwarnai dengan berbagai kisah bahagia, dramatis, dan mengharukan.

II. Kelebihan Novel

Salah satu kekuatan yang disuguhkan dalam tiap novel hasil ciptaan tangan dingin Andrea Hirata terletak pada gaya bahasanya yang berkarakter, khas, dan unik. Dalam tulisan-tulisannya ia juga menambahkan aksen yang kental dengan nuansa kultur masyarakat melayu. Selain itu aspek sosial, budaya, dan etnis juga tergambarkan dengan sangat jelas dalam setiap dialog dalam novel Laskar Pelangi. Kemampuan Andrea Hirata dalam meramu kesedihan menjadi sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan memanglah tiada duanya. Hal tersebut tergambarkan dengan jelas di setiap kisah dan dialog yang terjadi antara anggota laskar pelangi dan warga masyarakat Belitong. Dalam buku ini juga banyak memuat unsur-unsur positif diantaranya ialah keberanian, ketabahan, ketekunan, pantang menyerah, berani bermimpi, dan masih banyak lagi.

III. Kekurangan Novel

Kekurangan yang ada pada novel Laskar Pelangi didominasi oleh tidak jelasnya (kabur) mengenai waktu, tempat, serta nama tokoh yang ada pada novel. Penulisan novel Laskar Pelangi diilhami oleh pengalaman pribadi penulisnya yakni Andrea Hirata. Akan tetapi Andrea seolah melakukan pengaburan tentang kejelasan waktu, tempat, serta nama tokoh asli dalam kehidupan nyata. Selain itu akhir ceritanya juga dirasa agak sedikit menggantung yang tentu saja akan menimbulkan rasa penasaran dan tidak puas akan akhir ceritanya. Meskipun pada akhirnya Andrea Hirata akan melanjutkan cerita Laskar Pelangi pada sekuel berikutnya.

Sumber :
http://kakakpintar.com/contoh-resensi-novel-laskar-pelangi-beserta-kelebihan-dan-kekurangannya/

Baca Juga:

Contoh Pidato tentang Gotong Royong Bahasa Indonesia Terbaru
Contoh Pidato Cinta Tanah Air Indonesia
Contoh Pidato Tentang Globalisasi dalam Bahasa Indonesia Terbaru