Contoh Teks Wawancara dengan Petani Terbaru

Posted on

Contoh Teks Wawancara dengan Petani Terbaru – Teks wawancara ialah teks yang berisikan sajian tentang suatu percakapan antara pewawancara dengan narasumber. Wawancara yang dilakukan oleh pewawancara terhadap narasumber bertujuan untuk menggali informasi sedalam-dalamnya tentang suatu hal yang berkaitan dengan kapasitas pengetahuan tertentu yang dimiliki oleh narasumber. Karenanya narasumber yang dipilih untuk diwawancarai haruslah benar-benar memiliki kompetensi yang layak untuk diwawancarai.

Berikut ini adalah contoh teks wawancara dengan petani :

Contoh :

Pewawancara : Assalamualaikum. Wr. Wb. Selamat pagi pak. Betulkah ini dengan bapak Dani?

Nara Sumber : Waalaikumsalam. Wr. Wb. Selamat pagi dik, iya betul. Adik ini siapa ya?

Pewawancara : Saya Nugroho Setiwan pak, Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Saya sedang melakukan penelitian tentang hidroponik. Untuk keperluan tersebut saya membutuhkan hasil analisa data lapangan dari hasil wawancara dengan petani praktisi hidroponik. Bolehkah saya berbincang sedikit dengan bapak tentang hal tersebut?

Nara sumber : oh, tentu dik. Boleh saja. Saya memang pegiat tanaman hidroponik. Saya juga telah menekuni dunia pertanian selama lebih dari 10 tahun.

Pewawancara : Saya sudah mendengar banyak tentang kiprah bapak di desa ini dalam hal pengembangan kemajuan pertanian. Salah satunya adalah hidroponik. Baik pak, apa saya bisa langsung memulai wawancara ini pak?

Nara sumber : tentu saja, silahkan dik!

Pewawancara : sebenarnya apa yang dimaksud dengan hidroponik pak?

Nara sumber : Hidroponik adalah sebuah upaya budidaya pertanian yang dalam prosesi pengembangannya tidak menggunakan media tanah. Produk yang dihasilkannya tentu saja sama seperti sektor pertanian pada umumnya.

Pewawancara : wah, jadi model pertanian jenis ini tidak menggunakan media tanah sama sekali pak?

Nara sumber : Betul sekali dik. Dalam konsep pertanian hidroponik lebih mengandalkan air.

Pewawancara : lalu bagaimana cara menopang tanaman jika tidak terdapat tanah pak?

Nara sumber : ada beberapa media yang digunakan untuk pengganti tanah seperti misalnya sekam, arang, pasir, gambur, serbuk gergaji, zeolit, ataupun batu kerikil. Media-media ini secara fungsional mampu menahan tanaman agar dapat berdiri tegak.

Pewawancara : apa sebenarnya alasan bapak lebih memilih untuk mengembangkan hidroponik ini?

Nara sumber : begini dik, saya tidak membuat pilihan untuk bertani dengan cara hidroponik atau tradisonal sebagaimana umumnya dilakukan oleh para petani. Karena kedua-duanya saat ini sedang saya geluti baik hidroponik ataupun tidak.

Pewawancara : baik pak, pertanyaannya saya rubah menjadi apa yang membuat bapak tertarik dengan hidroponik?

Nara sumber : saya mulai tertarik pada pola pertanian jenis ini karena sifatnya yang lebih fleksibel dan efisien. Pada umumnya seseorang apabila hendak bercocok tanam setidaknya memerlukan lahan yang cukup. Inilah yang menjadi kendala bagi masyarakat perkotaan yang kebanyakan tidak memiliki lahan untuk bertani. Padahal animo masyarakat perkotaan terhadap dunia pertanian cukup tinggi.

[sc:ads]

Pewawancara : begitu ya pak? Apa benar dengan menggunakan sistem pola hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas pak?

Nara sumber : tentu dik, cukup mempersiapkan tempat untuk pemasangan instalasi perangkat hidroponik, kita bisa mulai bercocok tanam.

Pewawancara : sesederhana itukah pak?

Nara sumber : betul sekali. Sesederhana itu. Pola penanaman dengan sistem ini sangat mudah untuk dipelajari oleh siapa saja.

Pewawancara : wah, kalau begitu saya tertarik untuk mencobanya pak. Siapa tahu bisa jadi lahan bisnis.

Nara sumber : oh, itu sangat mungkin dik. Instalasi hidroponik yang saya miliki saat ini telah mampu menyaingi produksi hasil pertanian saya yang ada di lahan perkebunan. Tentu saja jika ingin mendapatkan hasil yang banyak, kita perlu juga untuk menambah jumlah perangkat instalasi hidroponik yang kita miliki. Sama halnya dengan jika ingin menambah produktivitas hasil perkebunan, kita harus melakukan perluasan lahan. Intinya, bertani dengan hidroponik dirasa lebih efisien, efektif, dan jauh lebih menguntungkan dari sisi ekonomi.

Pewawancara : sungguhkah pak?

Nara sumber : silahkan adik lihat sendiri di halaman belakang rumah kami. Lahan yang tak begitu luas, saya manfaatkan sebaik-baiknya dengan bercocok tanam. Tentu saja dengan menggunakan pola penanaman hidroponik.

Pewawancara : tanaman apa saja yang bisa dikembangkan dengan media tanam ini pak?

Nara sumber : sementara ini hidroponik masih mencakup tanaman-tanaman biji dan sayur-sayuran. Berkaitan dengan perkembangannya, ya kita lihat saja nanti.

Pewawancara : menurut bapak apa bercocok tanam dengan pola semacam ini dapat menjanjikan nilai ekonomis yang baik bagi masyarakat yang ingin mencobanya?

Nara sumber : ya, saya sudah membuktikannya sendiri. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Hasil pertanian sayur dan buah melalui media hidroponik saat ini telah mampu bersaing dengan hasil pertanian di kebun.

Pewawancara : menurut bapak apa manfaat lain yang di dapat dari bercocok tanam dengan menggunakan pola hidroponik?

Nara sumber : menurut saya yang paling penting dari apapun di dunia ini salah satunya adalah belajar. Dalam sektor apapun termasuk pada dunia pertanian kian hari semakin mengalami perkembangan. Itu semua didapatkan dari belajar bukan? Bertani bukan hanya sebatas upaya pemenuhan keterbutuhan pangan saja atau untuk sekedar berbisnis. Lebih dari itu, di dalamnya mencakup unsur edukasi serta nilai postif lainnya. Kita perlu mengedukasi masyarakat tentang urgensi bertani secara khusus dalam hal hidroponik ini.

Pewawancara : wah, luar biasa. Terima kasih banyak pak atas waktu dan informasinya. Saya jadi semakin tertarik dalam dunia pertanian. Saya juga akan mencoba bertani dengan menggunakan hidroponik ini.

Nara sumber : baguslah dik. Semoga sukses ya!

Pewawancara : terima kasih pak. saya permisi dulu. Wassalamualaikum.

Nara sumber : waalaikumsalam. Wr. Wb.

Sumber :
http://www.bloggedewek.com/2016/01/contoh-wawancara-singkat-dengan-petani.html

Baca Juga:

Contoh Resensi Buku non Fiksi Terbaru
Contoh Pidato Maulid Nabi bahasa Indonesia Terbaru
Contoh Teks Diskusi Tentang Pendidikan Indonesia