Panduan Menggunakan Tanda Kurung Siku dan Petik Tunggal dalam Kalimat

Posted on

Panduan Menggunakan Tanda Kurung Siku dan Petik Tunggal dalam Kalimat – Penulisan yang baik dan efektif salah satunya dapat diindikasikan dengan adanya penggunaan tanda baca yang tepat. Dalam tata berbahasa indonesia, penerapan tanda baca telah diatur dalam kaidah penulisan ejaan yang telah disempurnakan (/EYD). Salah satu aturan tanda baca yang seringkali ditemukan ialah penggunaan tanda kurung siku ([…]) dan petik tunggal (“…”) dalam kalimat. Berikut penjelasannya :

A. Panduan Menulis Tanda Baca Kurung Siku ([…])

Tanda baca ini merupakan tanda baca yang memiliki fungsi sebagai pengapit kata, huruf, frasa, dan kalimat. Berikut penjelasan tentang tanda baca siku ([…]) yang didasarkan pada peranan dan fungsinya :

1. Tanda baca kurung siku berfungsi sebagai indikator terdapatnya suatu kesalahan penulisan dalam sebuah kalimat. Tanda ini di dalamnya memuat koreksi dari kalimat yang salah.

Contoh :

– Terlalu banyak meminum kopi tdak baik bagi kesehatan tubuh.

Kalimat revisi :

Terlalu banyak meminum kopi t[i]dak baik bagi kesehatan tubuh.

– Sebagai tanda terima kasih karena telah memijatnya, paman memberikanku uang saku.

Kalimat revisi :

Sebagai tanda terima kasih karena telah memijatnya, paman memberikanku [tambahan] uang saku.

– Seandainya saja aku tak pernah bertemu denganmu, tentu aku tak akan m[e]nderita seperti ini.

Kalimat revisi :

Seandainya saja aku tak pernah bertemu denganmu, tentu aku tak akan mnderita seperti ini.

– Berikan uang itu kepadaku jika kau selamat!

Kalimat revisi :

– Berikan uang itu kepadaku jika kau [ingin] selamat!

2. Tanda Kurung Siku difungsikan sebagai pengapit pada keterangan kalimat penjelas di dalam tanda kurung biasa.

Contoh :

– Signifikasi hasil pertanian Indonesia (perkebunan kelapa sawit [lihat halaman 43]) telah mencapai persentasi 80 % sehingga diperkirakan mampu berswasembada minyak kelapa sawit di awal tahun 2017 mendatang.
– Keterkaitan antara manusia dan kehidupan berpolitik adalah salah satu fitrah kehidupan sosial manusia (manusia dan politik [lihat halaman 256]).
– Mengeluarkan peryataan tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan kepercayaan atau agama tertentu adalah hal yang sangat sensitif (manusia dan agama [lihat halaman 411]).
– Organisasi berfungsi sebagai wadah penyalur visi dan misi bersama menuju tujuan tertentu (manusia dan fitrah sosialnya [lihat halaman 488]).
– Jika hukum sudah tak mampu lagi menjadi penyangga keadilan, maka rakyat akan mencari keadilannya sendiri (keadilan dan hukum sosial [lihat halaman 384]).

[sc:ads]

B. Panduan Menulis Tanda Petik Tunggal

Tanda baca petik tunggal (‘…’) memiliki peran sebagai pengapit tulisan pada sebuah kalimat. Penjabaran tanda baca petik tunggal berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Tanda baca petik tunggal berfungsi sebagai penjelas kalimat langsung yang berada di dalam kalimat langsung. Fungsi ini ditandai dengan adanya tanda petik tunggal di dalam tanda petik biasa.

Contoh :

– Nenek berkata padaku, “Ketika kakek pergi tadi, ia berpesan ‘makan malam nanti harus sudah berkumpul di rumah semuanya’ jadi jangan sampai terlambat sampai di rumah.”
– Ayah berkata “jika kalian mematuhi kata-kata ibu kemarin yakni ‘jangan lupa shalat lima waktu di masjid’ maka ayah dan ibu akan mengajak kita semua jalan-jalan ke Bandung.”
– Kakak berkata “ayah minta tolong ‘jangan menyentuh laptop ayah dulu apalagi digunakan untuk main-main’ jadi patuhi perintah ayah”.
– Adik berkata padaku “ketika ayah pergi tadi ‘buatkan teh sebanyak lima cangkir untuk tamu-tamu ayah nanti’ tolong ya kak”.

2. Tanda petik tunggal berfungsi sebagai pengapit makna suatu ungkapan dengan maksud mempertegas maksud dan tujuan dari ungkapan tersebut.

Contoh :

– Jery Firmansyah adalah anak terpandai di kelas, artinya ia adalah ‘siswa paling pintar’ di kelasnya.
– Firman pitar sekali merayu wanita, tentu saja ia ‘paling banyak menaklukan hati wanita’.
– Ia terlihat sangat pusing, nampak sekali raut ‘kebingungan’ di wajahnya.
– Dino dikenal sebagai bintang lapangan, tentu saja ia ‘sangat mahir bermain bola’.
– Risky terkenal dengan sebutan kamus berjalan, artinya ia ‘sangat pandai berbahasa asing’.
– Weni selalu mendapatkan nilai ujian yang buruk, hal tersebut cukup menjelaskan bahwa ia adalah ‘siswa bodoh’.

3. Tanda petik tunggal berfungsi sebagai pengapit makna kata serapan dari terjemahan bahasa daerah ataupun bahasa internasional.

Contoh :

– Dalam rangka persiapan agenda minggu depan, sesegera mungkin kita harus mengadakan ‘meeting’.
– Cobalah untuk mencintai wanita lain, kau harus ‘move on’.
– siswa pindahan itu ternyata begitu ‘smart’, tak heran jika ia cepat mendapatkan perhatian dari guru-guru di sekolah.
– Pak Badri tak lagi bersemangat melanjutkan pelajaran, ia nampak ‘bad mood’ ketika seorang murid tiba-tiba menyela di tengah-tengah penjelasan materinya.
– Seharusnya wasit meniup peluit dengan keras karena jelas-jelas ‘hand ball’ telah terjadi.
– Pria itu nampak tidak menyakinkan sebagai pembicara seminar ini, wajah ‘stupied’nya menunjukkan kedangkalan wawasannya.
– Lantai-lantai gedung perususahaan itu seketika ‘ambruk’ tak sanggup menahan ribuan massa yang merangsek masuk menuju ruang direksi.
– Pakailah sedikit ‘unggah-ungguh’ pada orang yang lebih tua darimu.

Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/06/panduan-menggunakan-tanda-kurung-siku-dan-petik-tunggal-dalam-kalimat.html

Baca Juga:

Contoh Kata Sandang dan Pengertiannya
Contoh Penggunaan Huruf Kapital dengan Benar
Pengertian dan 30 Contoh Majas Ironi