Pengertian dan 30 Contoh Majas Eufimisme

Posted on

Pengertian dan 30 Contoh Majas Eufimisme – Majas eufimisme adalah suatu ungkapan gaya bahasa yang lebih halus untuk menggantikan istilah atau peryataan yang dirasa kasar dan tabu untuk diungkapkan secara langsung dan terang-terangan. Perhatikan beberapa contoh dari majas eufimisme dalam kalimat berikut :

Contoh :

1. Disekitar kita masih banyak para tuna wisma yang menggelandang di jalan.

Penjelasan :

Istilah bergaris miring dimaksudkan untuk memaknai seseorang yang tidak memiliki tempat tinggal atau rumah. Istilah tuna wisma menjadikan ungkapan makna dikesankan lebih halus dibandingkan dengan peryataan dengan bentuk kata yang sesungguhnya.

2. Lelaki penyandang tuna rungu itu berkomunikasi dengan isyarat tangan.

Penjelasan :

Istilah bergaris miring di atas memiliki makna orang yang tidak bisa mendengar atau tuli. Ungkapan dengan istilah “tuna rungu” adalah istilah yang memiliki kesan lebih halus dan sopan jika dibandingkan dengan bentuk kata yang sebenarnya yakni “tuli.”

3. Meski gadis cilik itu menyandang tuna netra, ia telah mampu menghafal Al Qur’an sebanyak 30 juz.

Penjelasan :

Pada kalimat di atas majas eufimisme ditunjukkan pada penggunaan istilah “tuna netra” yang memiliki makna penyandang cacat yang tidak bisa melihat. Istilah yang umum digunakan adalah “buta”. Akan tetapi istilah umum tersebut menimbulkan kesan yang kurang enak didengar. Berbeda halnya jika menggunakan istilah “tuna netra” yang memiliki makna yang sama, akan tetapi kesan yang ditimbulkan menjadi lebih santun dan halus.

4. Meski ibunya adalah seorang pramuwisma dan hidup serba kekurangan, akan tetapi ia mampu bersekolah hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Penjelasan :

Istilah bergaris miring pada kalimat di atas memiliki makna “pembantu rumah tangga.” Penggunaan istilah tersebut dirasa lebih halus dan santun dalam penerapannya pada kalimat jika dibandingkan dengan penggunaan bentuk kata aslinya. Belakangan ini istilah pembantu rumah tangga juga telah diubah menjadi “asisten rumah tangga” yang memiliki kesan lebih halus dibandingakan dengan istilah “pembantu rumah tangga.”

5. Lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia itu tersebut tak malu berprofesi sebagai pramusaji di restauran kecil itu.

Penjelasan :

Istilah bergaris miring pada kalimat bermaknakan “pelayan rumah makan.” Istilah yang digunakan dalam kalimat tentu dirasa lebih santun dibandingkan dengan penggunaan bentuk kata aslinya.

[sc:ads]

Perhatikan kembali contoh majas eufimisme dalam kalimat pada contoh 6 – 30 berikut :

6. Meski hanya berprofesi sebagai pramuniaga, akan tetapi gadis itu memiliki komitmen yang kuat untuk memberangkatkan ibu dan ayahnya pergi haji.
7. Mari kita berdoa bersama agar sahabat yang telah mendahului kita diterima arwahnya di sisi Tuhan.
8. Mohon maaf jika putera kami agak kesulitan dalam memahami pelajaran sekolah, harap dimaklumi karena putera kami agak tertinggal dibandingkan dengan anak-anak seusianya. (keterbelakangan mental)
9. Saya permisi ke belakang sebentar, jika ingin duluan silahkan saja! (kamar mandi)
10. Tak ada yang menyangka bahwa wanita secantik itu adalah penyandang tunawicara. (tidak bisa bicara)
11. Karena banyak peraturan yang dilanggarnya, maka polisi itu kini dibebastugaskan. (dipecat)
12. Anggota legislatif sensasional yang seringkali tampil di televisi itu kini terkena sanksi pelanggaran kode etik dan terancam diistirahatkan dari masa baktinya. (diberhentikan)
13. Jika nanti ayah lebih dulu menghadap Tuhan, kau harus menggantikan posisi ayah sebagai presiden direktur di perusahaan kita. (meninggal dunia)
14. Paman kebingungan ketika ia mendapatkan informasi bahwa dirinya akan dimutasi kerja akhir bulan ini. (dipindah tugaskan)
15. Meski memiliki keterbatasan dengan sebutan penyandang tuna netra, Pak Kosim tetap rajin shalat berjamaah di masjid. (tidak bisa melihat)
16. Gadis cantik penyandang tuna netra itu ternyata pandai berpidato bahasa Inggris dan Arab. (tidak bisa melihat)
17. Saya ingin menyampaikan hal yang penting bahwa nenek kami telah berpulang ke rahmatullah malam tadi. (meninggal)
18. Aku harap kau tidak kaget mendengar berita ini, ayahmu telah menghadap Tuhan di saat-saat kritis ketika di rumah sakit. (meninggal)
19. Para wanita tuna susila yang terjaring operasi pekat tadi malam dibina dan diberi pengarahan oleh dinas sosial kota Bandar lampung. (pekerja seks komersial)
20. Pendengaran kakek sudah mulai bermasalah, rasa-rasanya tak lama lagi ia menjadi tunarungu. (tidak bisa mendengar)
21. Kecelakaan semalam merenggut kedua bola matanya, mendadak ia kini telah menjadi tuna netra. (tidak bisa melihat)
22. Lelaki itu belum lama menyandang tuna rungu, sebelum kecelakaan mengerikan di jalan Soekarno Hatta itu terjadi. (tidak bisa mendegar)
23. Lelaki tua tuna wicara itu kini menjadi pengusaha mebel terkenal di kota Bandar Lampung. (tidak bisa berbicara)
24. Saya sudah tidak bisa bekerja di sini lagi, mungkin saya harus pulang besok. (mengundurkan diri)
25. Aku rasa kita sudah bisa meneruskan hubungan ini lagi, kita selesaikan saja urusan-urusan kita sekarang! (putus hubungan)
26. Pasca kecelakaan kereta api kemarin, ia dirawat cukup lama dan mendadak ia menjadi tunawicara karenanya. (tidak bisa berbicara)
27. Karena bingung dan putus asa harus mencari pekerjaan di mana, akhirnya Marni terpaksa berprofesi sebagai wanita tuna susila. (pekerja seks komersial)
28. Sementara ini keluarga paman akan tinggal bersama kita, bantulah pamanmu yang kini telah menjadi tunawisma. (tidak memiliki tempat tinggal)
29. Karena tuntutan ekonomi, jesica terpaksa menjadi wanita tunasusila di kota. (pekerja seks komersial)
30. Tidak mengapa jika aku harus menjadi pramusaji di tempat ini, asalkan adik-adikku bisa tetap bersekolah. (pelayan rumah makan)

Sumber :
http://www.wartabahasa.com/2012/01/majas-eufimisme-dan-contoh-contohnya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Eufemisme

Baca Juga:

Contoh Puisi Majas Personifikasi & Penjelasan Maknanya
Definisi & Puluhan Contoh Kalimat Kata Penghubung (Konjungsi)
Pengertian dan 36 Contoh Majas Alegori