Proses Pembentukan Gamet (Sperma & Ovum)

Posted on

Proses Pembentukan Gamet (Sperma & Ovum) – Dalam proses reproduksi yang terjadi pada manusia akan melalui beberapa tahapan hingga menghasilkan suatu keturunan. Berdasarkan uraiannya sebelum terjadinya peleburan antara sel sperma dan ovum pada fertilisasi internal, maka diawali dengan pembentukan sel gamet jantan dan sel gamet betina. Sesuai dengan fungsi dan tempat pembentukannya bahwa gamet jantan dapat terbentuk di dalam testis dan gamet betina terbentuk di dalam ovarium.

Proses pembentukan gamet betina disebut dengan oogenesis dan pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis. Pada saat terjadinya penyatuan antara jenis gamet lainnya maka akan terbentuklah satu set lengkap DNA. Dengan demikian dari hasil penyatuan gamet dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai bakal keturunan dari suatu organisme yang baru. Dapat dicontohkan pada organisme paus biru hingga tumbuhan pohon almond yang mampu terlibat dalam proses gametogenesis hingga pada akhirnya kedua jenis organisme dan tumbuhan tersebut dapat melakukan proses reproduksi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai proses pembentukan gamet berupa sperma dan ovum yang terjadi pada sistem reproduksi manusia.

1. Spermatogenesis

Tahap spermatogenesis ialah dapat berlangsung pada sistem organ reproduksi laki-laki dan terjadi pada saat masa pubertas berlangsung. Dengan demikian tahap ini dapat terjadi secara teratur dan terus menerus selama masa hidup seorang laki-laki. Di dalam suatu organ testis tahap spermatogenesis berlangsung di tubulus seminiferus. Pada keadaan awal dinding tubulus seminiferus telah mengandung calon sperma atau spermatogonium yang berjumlah mencapai ribuan sperma. Kemudian, dalam proses pembentukan gamet spermatogonium akan memasuki tahap pembelahan mitosis untuk menghasilkan spermatisit primer. Langkah selanjutnya spermatisit primer mengalami pembelahan meiosis pertama hingga menghasilkan 2 spermatosit sekunder dan untuk masing-masing spermatosit sekunder mengalami pembelahan secara meiosis II serta menghasilkan 2 spermatid bersifat haploid. Dari beberapa proses pembelahan tersebut dapat menghasilkan spermatid berjumlah empat bagian sehingga dapat berkembang hingga menjadi sperma masak dan bersifat haploid. Di dalam sistem reproduksi laki-laki sperma yang dianggap telah masak siap untuk memasuki epididimis. Pada umumnya proses spermatogenesis terjadi dengan kurun waktu sekitar 65 hingga 75 hari.

Dari hasil pembelahan tersebut menghasilkan sperma matang dengan struktur yang terdiri atas bagian kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Pada bagian masing-masing struktur ini memiliki kandungan zat tersendiri. Misal, untuk kepala sperma terdapat kandungan inti haploid yang ditutupi dengan badan khusus atau biasa disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim yang sangat berberan membantu sperma memasuki sel telur. Dalam bagian tengah sperma terdapat mitokondria spiral yang berperan untuk menyimpan energi sebagai bahan pergerakan ekor sperma. Secara umum ketika seorang laki-laki melakukan ejakulasi mampu mengeluarkan sel sperma mencapai 400 juta sel bahkan dapat lebih.

[sc:ads]

2. Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pembentukan gamet berupa ovum yang berlangsung pada sistem reproduksi wanita. Proses oogenesis terjadi di dalam ovarium dan ovarium tersebut telah memiliki bakal calon sel telur yaitu oosit primer yang tersusun sejak bayi dilahirkan. Pada saat memasuki tahap pubertas dengan bantuan FSH oosit primer mengalami pembelahan meiosis yang menghasilkan oosit sekunder serta membentuk badan polar awal. Keseluruhan dari oosit sekunder ini dikelilingi dengan folikel, dimana folikel tersebut selalu dipengaruhi oleh FSH sehingga dapat membelah berulang-ulang hingga menghasilkan bagian folike graff yang matang. Selanjutnya, sel-sel folikel yang terbentuk dari pembelahan ini akan membuat kandungan estrogen untuk merangsang hipofilis yang mengsekresikan LH (Luteinizing Hormone). Adapun fungsi utama hormon tersebut untuk memberikan tekanan pada saat pelepasan sel telur atau disebut ovulasi. Ketika ovulasi sedang terjadi pembuahan, maka bagian dari oosit sekunder akan melangsungkan pembelahan sampai menjadi ootid yang bersifat haploid serta membentuk badan polar kedua. Tahap selanjutnya ootid berdeferensiasi menjadi ovum, sehingga dalam oogenesis terdapat oosit sekunder yang siap dibuahi oleh sel sperma. Setelah mengalami pembuahan oosit sekunder akan melangsungkan pembelahan kembali secara meiosis yang pada akhirnya menghasilkan ovum.

Dari beberapa tahapan pembentukan gamet pada wanita sangatlah berbeda dengan pembentukan gamet pada laiki-laki, dimana untuk pembentukan gamet wanita hanya mengeluarkan 1 sel telur saja dengan siklus tertentu. Proses ovulasi yang terjadi dalam sistem reproduksi wanita sangat berhubungan terhadap siklus yang distabilkan oleh hormon. Dengan demikian pada manusia siklus tersebut dianggap sebagai siklus menstruasi atau jika pada mamalia disebut dangan siklus esterus. Menstruasi dapat terjadi karena adanya peristiwa peluruhan ovum yang tidak dibuahi dan lapisan uterus yang terbentuk dengan cara periodik. Biasanya darah yang dihasilkan dari proses menstruasi dapat berupa jaringan-jaringan kecil yang dianggap bukan sebagai darah. Fase reproduksi ini memiliki jangka waktu sekitar 28 hari sampai 1 bulan. Dengan demikian menstruasi umumnya disebut mens atau menses yang berasal dari bahasa latin dan memiliki arti bulan. Adapun perbedaan mendasar dari siklus esterus dengan menstruasi adalah untuk siklus menstruasi apabila tidak terjadinya proses pembuahan maka endometrium akan dikeluarkan bersamaan dengan darah. Kemudian, pada siklus esterus tidak akan mengalami pendarahan dikarenakan endometrium diserap oleh uterus. Siklus esterus yang terjadi pada mamalia seperti beruang dan anjing terjadi selama satu tahun sekali, tikus lima hari sekali, dan gajah mengalami beberapa kali dengan jangka waktu selama satu tahun.

Sumber :
http://dinasuciwahyuni.blogspotco.id/2015/01/mekanisme-pembentukan-gamet.html

Leave a Reply