Reproduksi Tumbuhan Paku, Klasifikasi, dan Daur Hidup

Posted on

Reproduksi Tumbuhan Paku, Klasifikasi, dan Daur Hidup – Tumbuhan paku ialah kelompok tumbuh-tumbuhan dengan sistem tracheophyta / sistem pembuluh sejati yang tidak memproduksi biji dalam sistem perkembangbiakan seksualnya. Pada umumnya keberadaan tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia dengan jumlah spesies yang diketahui mencapai hampir 10.000. Sejumlah 3000 spesies diantaranya tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tumbuhan ini secara adaptif mampu berkembang di derah yang memiliki kondisi lembab dan bersifat tropika basah. Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati atau mempunyai pembuluh kayu dan pembuluh tapis.

Pada kelompok jenis tumbuhan ini menggunakan spora sebagai alat perkembangbiakan secara generatifnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa tumbuhan paku mempunyai kesamaan ciri dari tumbuhan lumut dan fungi. Selain itu, tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat dan pada akhirnya dapat membentuk belukar yang cukup luas serta mampu menekan laju pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan yang berada disekitarnya.

A. Reproduksi Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku di dalam siklus hidupnya mengalami pergantian dan pergiliran keturunan atau metagenesis antara generasi gametofit yang mempunyai kromosom haploid (n) dan generasi sporofit. Tumbuhan paku mengalami tahap reproduksi dengan cara vegetatif ataupun generatif. Pada reproduksi secara vegetatif dapat terjadi berupa pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sel induk spora yang terdapat dibagian dalam sporangium atau kotak spora. Selanjutnya, spora akan mengalami pertumbuhan hingga mejadi gametofit. Terlepas dari reproduksi yang melalui pembentukan spora, tumbuhan paku juga mengalami reproduksi secara vegetatif yang dilakukan dengan rizom. Bagian dari rizom tersebut akan tumbuh menjalar dan membentuk tunas-tunas kecil berkelompok (koloni). Adapun reproduksi generatif dapat terjadi melalui fertilisasi ovum oleh spermatozoid berflagel dan pada akhirnya akan menghasilkan zigot. Setelah itu zigot akan tumbuh sampai menjadi sporofit.

Pada tumbuhan paku siklus hidupnya meliputi pergiliran keturunan (metagenesis) antara generasi gametofit yang mempunyai kromosom haploid (n) dan generasi sporofit yang mempunyai kromosom diploid (2n). Diantara kedua tahap reproduksi tersebut, generasi sporofitlah yang dominan atau memiliki masa jangka bertahan untuk hidup lebih lama jika dibandingkan dengan generasi gametofit. Fase metagenesis yang terjadi pada siklus hidup tumbuhan paku homospora yaitu sebagai berikut :

1) Apabila spora berkromosom haploid (n) jatuh pada habitat yang cocok terhadap tanaman tersebut, maka akan mengalami perkecambahan. Selanjutnya, sel-sel tersebut akan mengalami pembelahan secara mitosis dan hingga pada akhirnya tumbuh menjadi protalium (gametofit) yang jumlah kromosomnya haploid (n)
2) Protalium yang dihasilkan dari pembelahan mitosis akan berubah menjadi alat kelamin jantan (anteredium) dan alat kelamin betina (arkegonium) yang berkromosom haploid (n)
3) Dari alat kelamin jantan (anteredium) akan menghasilkan spermatozoid berflagel (n) dan alat kelamin betina (arkegonium) menghasilkan ovum (n)
4) Tahap selanjutnya ialah spermatozoid (n) akan membuahi ovum (n) di dalam arkegonium dan akan menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n)
5) Dari hasil pembuahan yang berupa zigot (2n) akan mengalami pembelahan dengan cara pembelahan mitosis dan pada akhirnya akan menjadi tumbuhan paku (sporofit) yang diploid (2n). Selanjutnya, tumbuhan paku ini akan tumbuh keluar dari arkegonium alat kelamin betina
6) Tumbuhan paku (sporofit) akan menghasilkan sporofil (2n) atau daun yang dapat menghasilkan spora
7) Sporofil (2n) yang mempunyai sporangium (2n). Kemudian, di dalam sporangium terdapat sel induk berupa spora yang mempunyai kromosom diploid (2n). Tahap selanjutnya terjadi pembelahan meiosis untuk sel induk spora (2n) dan dapat menghasilkan spora yang haploid (n)

[sc:ads]

Berdasarkan jenis sporanya tumbuhan paku dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai berikut :

a. Tumbuhan Paku Homospor

Tumbuhan paku homospor mempunyai ciri-ciri yakni spora yang tidak dapat dibedakan antara spora yang terdapat pada bagian jantan dan spora yang terdapat di bagian betina. Misalnya, paku kawat (Lycopodium clavatum)

b. Tumbuhan Paku Heterospor

Tumbuhan paku heterospor spora yang terdapat didalamnya berupa spora jantan yang memiliki ukuran kecil, sedangkan ukuran spora betina akan lebih besar. Misalnya, paku rane (Selaginella sp) dan semanggi (Marsilea sp)

c. Tumbuhan Paku Peralihan

Tumbuhan paku peralihan mempunyai ukuran yang sama serta mempunyai bentuk spora antara jantan dan betinapun sama. Misalnya, paku ekor kuda (Equisetum debile)

B. Daur Hidup Tumbuhan Paku

Pada tumbuhan paku mengalami daur hidup 2 generasi, yaitu sebagai berikut :

1) Generasi Sporofit

Generasi sporofit adalah jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan spora dari tumbuhan paku itu sendiri. Tumbuhan paku yang sering dijumpai tersebut merupakan tumbuhan yang sudah dalam fase sporofit. Perlu diketahui bahwa sporofit dapat tumbuh dan mengalami pertunasan sampai jumlah keseluruhannya menjadi lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa tumbuhan paku juga mengalami tahap reproduksi secara aseksual

2) Generasi Gametofit

Generasi gametofit merupakan tumbuhan yang menghasilkan suatu gamet atau biasanya dikenal dengan istilah protalium. Protalium yang dihasilkan mempunyai bentuk talus yang berukuran sekitar 1-2 cm. Adapun bentuknya yaitu menyerupai daun waru dan biasanya dapat tumbuh di daerah yang lembab. Hal ini sangat berbeda dengan jenis tumbuhan lumut, dimana masa gametofit pada tumbuhan paku hanya berumur beberapa minggu lamanya.

Sumber :
http://www.sridianti.com/reproduksi-pteridophyta-tumbuhan-paku.html

Baca Juga:

Definisi Persilangan Mobohibrid dan Fihibrid Serta Penjelasannya
Daftar Adverb ( Kata Keterangan) Umum & Artinya
Noun – Definisi, Fungsi, Jenis, Contoh Kalimat