Pengertian, Jenis, dan Contoh Majas Pertautan

Posted on

Pengertian, Jenis, dan Contoh Majas Pertautan – Majas pertautan adalah gaya bahasa pada suatu ungkapan dalam kalimat berkias yang memiliki hubungan pertautan terhadap suatu hal yang ingin diutarakan. Berdasarkan jenisnya majas pertautan dapat dibedakan ke dalam sembilan macam diantaranya ialah Metonomia, Eufimisme, Sinekdoke, Epitet, Erotesis / Retoris, Elipsis, Paralesis, Eponim, dan Alusio. Berikut penjelasannya :

A. Majas Metonomia

Majas metonomia adalah ungkapan gaya bahasa yang menjelaskan suatu hal dengan menggunakan nama yang secara konvensional telah melekat dan identik pada hal tersebut. Majas ini diglongkan ke dalam majas perbandingan jika dilihat dari sisi bentuk serta penggunaannya. Akan tetapi dilihat dari perspektif keterhubungan antara makna dengan suatu hal yang menjadi identitasnya, maka majas ini juga digolongkan ke dalam majas pertautan.

Perhatikan contoh majas metonomia dalam kalimat berikut :

1. Saya melihat informasi lowongan kerja di perusahaan ini di Lampung News. (perusahaan surat kabar)
2. Kalau tabunganku sudah cukup, aku akan membeli Pajero Sport. (kendaraan roda empat)
3. Bu Hesti telah membaca dwilogi Padang Bulan karya Andrea Hirata. (novel)

B. Majas Sinekdoke

Majas ini terbagi menjadi dua macam yakni :

1. Majas Pars Pro Toto

Majas Pars Pro Toto ialah majas yang menyatakan sebagian dari suatu hal untuk menjelaskan keseluruhan dari hal tersebut. Contoh :

– Harga kambing menjelang Hari Raya Idul Adha mencapai Rp. 3000.000,00 per-ekornya untuk kualitas A.
– Di kelurahan Banjar Sari setidaknya terdapat lebih dari 122 kepala keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan.

2. Majas Totem Pro Parte

Majas Totem Pro Parte adalah gaya bahasa yang menyatakan keseluruhan sebagai perwakilan dari sebagian terhadap suatu hal. Contoh :

– SDN 02 Kemiling Permai berhasil menggungguli SDN 03 Kemiling Permai pada final dalam lomba cerdas cermat antar SD Negeri se-kecamatan Kemiling.
– Pengajian Ar Rahman berhasil memboyong piala bergilir pada perlombaan lagu islami dalam peringatan 1 Muharam 1432 H.

3. Majas Alusio

Majas ini pada penggunaan kalimatnya mengungkapkan suatu peristiwa, perumpamaan, atau tokoh tertentu yang secara umum telah dipahami atau diketahui oleh kebanyakan orang.

Contoh :

– Saya benar-benar berharap agar peristiwa berdarah yang terjadi pada 30 September 1965 tak terulang kembali di masa sekarang. (peristiwa Gerakan 30 September PKI)
– Jangan sampai ada lagi Angeline – Angeline di negeri ini. (Angeline adalah seorang anak yang menjadi korban tindak asusila dan pembunuhan)

4. Majas Eufimisme

Majas eufismisme adalah gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal yang dirasa tabu untuk dikatakan dan menggantinya dengan perkataan atau istilah halus dengan tujuan agar tidak menyinggung yang bersangkutan.

Contoh :

– Gadis cilik tuna netra itu ternyata telah hafal Al Qur’an sebanyak 30 juz. (penyandang cacat tidak bisa melihat)
– Minah sengaja datang ke Jakarta mengadu nasib dengan menjadi asisten rumah tangga. (pembantu rumah tangga)
– Buat apa kau sekolah tinggi-tinggi kalau hanya menjadi pramusaji di restauran kecil ini? (pelayan)

5. Majas Eponim

Majas Eponim adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu hal yang secara umum telah dimengerti atau diketahui dan memiliki keterkaitan dengan karakter atau sifat tertentu yang hendak diutarakan.

[sc:ads]

Contoh :

– Dalam kondisi serba sulit pada zaman sekarang ini, rakyat jelata begitu mengharapkan hadirnya satria piningit. (sosok lelaki yang menjadi harapan bangsa)
– Apa aku harus menggunakan pedang Zulfikar untuk menebas koruptor itu? (nama sebuah pedang)

6. Majas epitet

Majas epitet adalah majas yang mejelaskan sesuatu hal dengan hasil deskripsi karakter atau sifat dari obyek tertentu. Contoh :

– Meskipun kini ekonomi keluarga sedang dalam keadaan sulit, jangan sampai kita berurusan dengan lintah darat. (renternir)
– Pedagang sayuran itu dahulu berprofesi sebagai kupu-kupu malam. (pekerja seks komersial)

7. Majas Erotesis / Retoris

Majas Erotesis atau Retoris adalah ungkapan gaya bahasa yang disampaikan dalam bentuk pertayaan yang tidak memerlukan jawaban. Pada penerapannya dalam kalimat, majas ini bertujuan untuk mengingatkan, menyindir, dan lain sebagainya. Perhatikan contoh berikut :

– Menurutmu apa masa depanmu akan jauh lebih baik jika kau hanya berdiam diri tanpa usaha?
– Kau kira aku tak marah melihat saudaraku dihina di depan mataku sendiri?
– Bagaimana kau akan lulus ujian kalau kerjamu hanya main-main saja?

8. Majas Paralesis

Majas paralesis adalah majas yang mengungkapkan dua hal yang berbeda namun memiliki kesamarataan / kesejajaran / kesetaraan derajat tertentu. Contoh :

– Kaya atau miskin sama saja di mata Tuha, yang membedakan hanyalah kualitas iman dan taqwa.
– Untuk menggunakan jasa transportasi kereta api baik dewasa dan anak-anak dikenakan biaya yang sama.

9. Majas elipsis

Majas elipsis adalah majas yang melakukan penghilangan salah satu unsur dalam kalimat pada penyampaiannya. Contoh :

– Kami akan ke rumah paman esok pagi.

Penjelasan :

Pada kalimat di atas menghilangkan unsur predikat verba yakni “pergi”. Pada umumnya sebuah kalimat setidaknya tersusun atas dua unsur yakni subyek dan predikat.

– Adi baru saja dari kampus. (penghilangan predikat verba “pulang”)
– Raisa baru akan ke pasar. (penghilangan predikat verba “pergi”)


 

Baca Juga:

 

Sponsor :