Definisi Tumbuhan Lumut & Klasifikasinya

Posted on

Definisi Tumbuhan Lumut & Klasifikasinya – Tumbuhan lumut merupakan salah satu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi di lingkungan daratan yang bersifat lembab. Hal ini yang menjadi alasan mendasar yang menjadikan tumbuhan ini disebut sebagai tumbuhan amfibi. Lumut mampu berpindah dan mempertahankan hidupnya dari air menuju ke habitat daratan. Tumbuhan ini digolongkan ke dalam kelas Cryptogamae, yaitu golongan jenis tumbuhan yang memiliki alat reproduksi tidak nampak.

Jika ditinjau dari sisi perkembangannya, tumbuhan lumut jauh lebih maju dari pada tumbuhan alga. Tahap ini dapat terjadi dikarenakan tumbuhan lumut secara keseluruhan dapat hidup di atas daratan. Lumut memiliki kemiripan sebagaimana halnya tumbuhan tingkat tinggi dan pada organ batang pada umumnya yang telah mempunyai beberapa sel memanjang yang akan membentuk pembuluh angkut. Selain itu, lumut juga telah memiliki rizoid yang berfungsi sebagai alat pelekat dan penyerap air. Adapun klasifikasi tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :

a. Hepaticopsida (Lumut Hati)

Hepaticacopsida berasal dari kata Hepatica yang berarti hati, Karakteristik dari tumbuhan lumut hati mempunyai bentuk lembaran, pipih, dan berlobus. Secara umum tumbuhan lumut hati tidak memiliki daun sejati, akan tetapi ada beberapa jenis tumbuhan lumut hati yang mempunyai daun. Adapun tumbuhan lumut hati yang mempunyai daun sejati adalah Jungermannia, yang tidak berdaun Marchantia, dan Lunularia. Lumut hati hidup di tempat yang lembab, akan tetapi kebanyakan tumbuh di hutan hujan tropis. Kemudian sering juga dijumpai melekat dengan rizoidnya pada dinding-dinding yang berkondisi lembab. Selain itu terdapat juga tumbuhan lumut hati yang bisa tumbuh dan berkembang di atas permukaan air, Misalnya Ricciocarpus natans.

Pada gametofit tumbuhan lumut hati Marchantia dan Lunularia mempunyai bentuk yang khas dari jenis tumbuhan lumut lainnya. Bentuk gametofit pada Marchantia dan Lunularia menyerupai mangkok atau biasa disebut dengan piala tunas (Gemmae cup). Piala tunas ini berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk bereproduksi secara vegetatif. Hal tersebut dikarenakan pada bagian dalamnya tersusun gemmae, yaitu biji atau tumbuhan lumut kecil yang jika terkena air hujan akan hanyut dan menjadi tumbuhan lumut muda. Tahap reproduksi lumut hati tidak hanya dengan menggunakan gammae cup saja, melainkan tumbuhan ini juga dapat melangsungkan reproduksinya secara vegetatif dengan melakukan fragmentasi atau pemutusan dari sebagian tubuhnya.

Secara keseluruhan lumut hati berumah dua, misal pada jenis Marchantia sp. Pada lumut hati ini terdapat gametofit betina yang akan membentuk menjadi arkegoniofor dan bagian ujung tangkai batangnya terdapat struktur yang menyerupai cakram. Dapat dikatakan juga strukturnya berbentuk seperti payung dan bagian tepi terlipat seperti halnya jari-jari. Pada bagian cakram terdapat arkegonium, kemudian arkegonium tersebut akan membentuk suatu sel kelamin betina (ovum). Di samping itu juga gametofit jantan akan berubah menjadi anteridiofor dan di ujung-ujung tangkai terdapat bagian seperti cawan serta pada pinggir permukaannya terlipat, namun tidak begitu terlalu mendalam.

[sc:ads]

b. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)

Anthocerotopsida merupakan tumbuhan lumut yang berbentuk seperti lumut hati, akan tetapi pada bagian sporofitnya berstruktur seperti halnya kapsul yang memanjang menyerupai tanduk. Di samping itu juga tumbuhan lumut tanduk ini memiliki atau mengandung kutikula. Pada dasarnya sporofit dapat tumbuh karena berasal dari jaringan cawan arkegonium. Dengan demikian pada saat kondisi sporofit matang, maka akan terjadi proses pembelahan hingga menjadi dua bagian pada ujung-ujungnya. Kemudian, sporogonium mempunyai benang elater yang dapat mengkondisikan keluarnya spora serta dibagian kapsul terdapat stomata. Sel kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium akan bertempat di bagian talus yang serupa, namun ada juga terdapat pada talus yang berbeda (rumah dua). Lumut tanduk (Anthocerotopsida) dapat ditemukan disekitar tanah yang lembap ataupun pada batu-batuan. Jumlah keseluruhan dari tumbuhan lumut tanduk ini mencapai 100 spesies, diantaranya Anthoceros punctatus, Phaeoceros laevis, Folioceros, dan Leiosporoceros.

c. Bryopsida (Lumut Daun)

Lumut daun merupakan salah satu jenis tumbuhan lumut sejati yang paling banyak jumlahnya jika dibandingkan dengan spesies lumut hati dan lumut tanduk. Pada umumnya tumbuhan lumut daun ini hidup di tempat berupa batu-batuan, tembok, di atas permukaan tanah, ataupun di atas permukaan kulit pepohonan. Apabila tumbuhan ini hidup di atas permukaan tanah pada kondisi yang lembab, maka lumut daun akan tumbuh merapat, memperkuat tumbuhan lumut satu dengan yang lainnya, dan berkarakteristik seperti halnya busa. Artinya, pada bagian ini dapat memungkinkan terjadinya proses penahanan dan penyerapan air secara langsung.

Lumut daun (Bryopsida) mempunyai ciri-ciri salah satunya ialah bertubuh kecil dan tumbuh dengan tegak bersama batangnya. Adapun tinggi batang tersebut berkisar 10 cm, akan tetapi ada pula yang dapat mencapai 40 cm pada jenis lumut daun Polytrichum commune. Jika diamati dengan seksama struktur tubuh lumut daun ialah suatu kormus yang mempunyai organ akar sederhana atau rizoid, daun, dan batang. Rizoid pada tumbuhan lumut daun terdiri atas banyaknya sel atau bersifat multiseluler serta mengalami percabangan. Dengan demikian jenis tumbuhan lumut daun mempunyai cabang-cabang pada pohonnya, namun ada juga yang tidak mengalami percabangan. Selain itu juga mempunyai ukuran daun yang cukup kecil dan bertempat disekitar batang-batang tegaknya.

Sumber :
http://www.sridianti.com/klasifikasi-lumut-01.html

Baca Juga:

Contoh Soal Biologi Kelas 10 Tentang Dunia Tumbuhan & Kunci Jawaban
5 Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia Bagi Kehidupan
Berbagai Macam Keanekaragaman hayati & Penjelasannya