4 Contoh Puisi Mengharukan Tentang Kehidupan Manusia

Posted on

4 Contoh Puisi Mengharukan Tentang Kehidupan Manusia – Puisi merupakan salah satu hasil karya dengan susunan bahasa yang memiliki nilai estetika serta terikat akan rima dan ritma dalam bentuk tulisannya. Sehingga puisi juga mampu menimbulkan kesan imajinatif disetiap baris ataupun bait yang tersusun atas penulisannya. Di bawah ini merupakan contoh kumpulan beberapa puisi mengharukan dengan tema tentang kehidupan manusia.

Meratapi Nasib Negeri

Bukalah mata dan palingkan pandangan dikejauhan sana
Ini dunia sungguh nampak kejam dan terasa perih sekali
Tiada peduli tentang keadaan yang mereka selimuti
Terlihat baik-baik saja namun tersembunyi disuasana menderita

Semakin tajam pandangan mata yang tersorotkan
Diujung negeri penuh akan mimpi-mimpi ingin tercapai
Tiada yang mendengarkan
Dan tidak tersedia jembatan untuk penyebrangan duka
Tenggelam bersama air yang berapi tak terpadami

Dipelosok negeri rakyat jelata menderita tiada henti
Mengisi lambung dengan berserakan nasi kotor dan basi
Raut wajahnya nampak tak berwarna bahkan pucat pasi
Badannya kurus kering termakan kejamnya sebuah negeri

Hidup pontang dan panting sungguh tiada arti
Gemetar jiwa dan raga sampai nasib teratapi
Dimana keadilan sesungguhnya kau tempati
Akankah dunia yang sudah merdeka tertindaskan lagi?

Wahai kau pemimpin bangsa
Yang cepat tangkap dan indah akan bijaksana
Bukalah mata jangan sampai sengaja terbutakan
Pekalah akan keadaan bukan bahagia dengan kekuasaan

Rakyat kecilmu di negeri ini sedang menangis
Segala hak tidak terpenuhi dengan pedang kepemimpinan itu
Mana janji-janji dulu yang terasa manis
Akankah terbiarkan anak-anak bangsa jadi pengemis?
Sungguh nyaris bahkan mendekati garis bernama miris

Mimpi Terkubur Dalam Peti

Dihamparan luas bumi pertiwi menjadi saksi
Terlahir berjuta-juta jumlah anak negeri
Terlengkapi otak brilian dan jiwa muda semangat dimiliki
Untuk membangun segala cita-cita tinggi di negeri

Tersadarkan dalam sebuah mimpi indah malam itu
Aku hanya diam terpatri dan menyaksikan dengan menganga
Jeritan harapan yang tiada lagi secuil hirauan
Tangisan pilu terhampiri terus teratapi enggan menepi

Kami anak-anak bangsa yang siap membela tanah air
Kami anak desa berhak mendapat rasa yang manis
Genggaman masa depan bangsa erat di kedua tangan
Segala perjuangan akan siap semua dilakukan

Lagi dan lagi terus lagi
Semua tiada pembuktian dan legam ditelan lorong hitam
Tersulitkan sampai harus ternilai dengan rupiah
Menjerit dalam balutan luka di dada
Mereka tertawa dan bangga di dalam istana

Andai semua tak harus terbeli dengan harga dan benda
Dengan bangga anak negeri mencipta sebuah karya
Andai sebuah pendidikan memang sangat mencerdaskan
Mengapa dengan sulit dan hebatnya kau mahalkan

Tengoklah sejenak para rakyat miskin yang di bawah
Deru tetesan air matanya membasahi di kedua pipi terwarnai
Napasnya tersengap akan kejamnya suatu negeri
Sungguh tiada kebahagiaan terampas dengan kau yang berdasi

[sc:ads]

Pengemis Tua Menangis

Berteduh dalam gubuk kecil beratap bambu rapuh
Usia tua telah menghampiri jiwa yang dulu muda
Mata sayup tak tahan lagi memandang terik mentari
Tubuhnya bungkuk terdorong akan tenggelamnya senja

Pengemis tua …
Pakaianmu compang-camping dan terkoyakkan dengan keadaan kejam
Tiada terurus lagi tubuh penuh tiupan debu menghampiri
Kau bawa wadah kecil di tangan sebagai pencari nafkah itu
Belas dan kasihan serta selalu menundukkan pandangan
Sebagai modal utama untuk menjalani pekerjaan

Di samping tumpukan sampah busuk langkah sejenak terhenti
Beristirahat menikmati sisa bekas makanan basi yang terbuang
Air minum dalam kaleng bekas tak lagi tersehatkan
Dengan tangan gemetar makanan menghadap mulut kau masukkan

Tubuh tua renta itu hanya pasrah dan tak ada peduli
Kejamnya negeri menggerogoti serta memaksa untuk seperti kerja rodi
Sampai mati kau harus usaha keras sendiri
Atau nyawa melayang dengan cara tak terkasihi
Sungguh kejinya keadilan yang nampak terselimuti

Wahai engkau yang telah menjadi sosok budiman
Berbagai permasalahan nampak diantaranya kelaparan
Tiada cara terbaik kau untuk berhenti mengentaskan
Menutup kedua telinga dengan rapat dari segala keluhan

Ulurkan tangan dengan keringanan yang berisi penuh akan kekuasaan
Segala hak mereka terpenuhi dan tersamakan
Tiada lagi penindasan secara kejam di negeri ini
Demi kesejahteraan dan keutuhan NKRI

Kerasnya Sebuah Ujian

Tuhan menciptakan segala alam semesta dengan penuh kasih sayang
Semua terbuang dalam wadah keindahan bumi pertiwi
Setiap tepi terhiasi dengan nikmat penuh tersyukuri
Segala perbuatan terbalaskan pahala yang akan diberi

Ketika kau hidup tanda bernyawa dan siap dimulai
Skenario telah terbuat dan tersusun rapi di langit bisu
Dalam tatanan dunia fana kau siap dibentengi
Dengan segala ujian menyeru pada perintah yang hakiki

Saat kau tak mengenal-Nya …
Tangan bertolak belakang dengan sesama dan tak berperikemanusiaan
Dengan kuasamu engkau rendahkan manusia yang mendukungmu
Dengan rasa kesengajaan itu tergores luka dengan sembilu
Tiada lagi kata-kata baik yang terucap dari mulutmu

Dasar kuno … Miskin … Jelata
Kau punya apa untuk menandingi harta kekayaan
Sungguh kata yang sangat menyakitkan rasa
Tenggelam bersama kufur nikmat semata
Dan sang pencipta memberi hidup sungguh murka

Ketuklah hatimu mungkin ia telah berkarat akan iman
Tertutupi akan sebuah kedengkian dan penistaan
Omong kosong dan menyakitkan selalu terlontarkan
Pedih dan perih terasa dalam perasaan yang tak mati

Sadarlah wahai hati kau sedang diuji
Bukan untuk dilenyapkan bersama sombongnya jati diri
Titipan semata dan bekal saat kau mati
Kembalilah di jalan lurus serta yang diridhoi

Baca Juga:

5 Contoh Puisi Tentang Lingkungan Sekolah
Contoh Soal Bahasa Indonesia Kelas 5 SD Semester 2
Contoh Soal Bahasa Indonesia kelas 8 SMP Semester 1