Contoh Naskah Drama Persahabatan Sekolah

Posted on

Naskah drama adalah suatu bentuk sajian teks yang di dalamnya memuat alur cerita, dialog-dialog, serta hal lainnya. Naskah drama berfungsi sebagai panduan umum bagi para tokoh dalam memainkan peranannya di dalam drama. Berikut ini merupakan contoh dari naskah drama yang bertemakan tentang persahabatan anak sekolah :

Contoh :

Judul:Sahabat Selamanya
Tema:Persahabatan
Pemeran:Fadli, Dhani, Tantri, Eros, Ibu Rosidah

Sinopsis Drama :

Pagi yang cerah di SMA Negeri 20 Bandar Lampung. Di lorong sekolah berbincanglah tiga orang sahabat yakni Fadli, Dhani, dan Tantri. Mereka berbincang tentang banyak hal. Akan tetapi perbincangan mereka mengerucut hingga ke satu topik penting. Topik tersebut adalah tentang keanehan yang terjadi pada salah satu sahabat terbaik mereka yakni Eross. Kecurigaan ketiga sahabat tersebut terhadap keanehan Eross bukannya tidak beralasan. Eross yang selama ini dikenal sebagai pribadi yang periang dan ceria, kini tiba-tiba menjadi pendiam dan pemurung. Hal ini yang menjadi topik perbincangan utama mereka di lorong kelas 12 IPA 1 di pagi itu.

Fadli:Teman-teman, kalian merasa ada yang aneh pada Eross?
Dhani : Aneh bagaimana maksudmu Fadli?
Fadli:Iya aneh, tak biasa-biasanya Eross begini kan? Dua minggu terakhir ini kuperhatikan ia selalu saja melamun, murung, dan cenderung pendiam. Padahal kan kalian tahu sendiri kalau dia itu anak yang periang.
Tantri:Kamu benar Fadli. Aku juga merasakan ada yang aneh pada Eross. Aku khawatir kalau ia sedang mengalami hal buruk.
Dhani:Benar juga ya. Eross akhir-akhir ini seringkali merespon kita seadanya saja. Ia juga cenderung diam dan seringkali menghindar dari kita. Jangan-jangan ada kesalahan yang telah kita perbuat kepada Eross? Atau mungkin saja ia marah pada salah satu diantara kita?
Fadli:Hmmm, kita tidak akan tahu apa penyebab keanehan yang terjadi pada Eross, kecuali kita tanyakan langsung padanya.
Tantri:Jangan dulu Fadli! Aku rasa menanyakan langsung padanya bukanlah solusi yang tepat. Bisa jadi saat ini dirinya sedang dirundung masalah yang cukup rumit yang bersifat personal. Sehingga sangat tidak memungkinkan bagi kita untuk mendengar pengakuan jujur darinya.

Beberapa saat kemudian, lewatlah Eross di hadapan Fadli, Dhani, dan Tantri.

Dhani:Hei Eross! Kemana saja kamu? Sini bergabung dengan kami!
Eross:Hei Dhan, Fadli, Tantri. Aku baru saja ada keperluan. Maaf, tidak bisa berangkat ke sekolah bersama-sama. Ya sudah, aku ke ruangan BK dulu ya.
Fadli:Setelah urusanmu selesai, segera bergabung bersama kami ya!
Eross:Ya, lihat saja nanti! (berjalan cepat menuju ruang BK)
Dhani:kalian lihat! Sikapnya aneh bukan?
Fadli:Betul Dhan, kenapa ia menghindar pada kita?
Tantri:Eross terburu-buru menuju ruang BK. Ada apa ya sebenarnya?
Dhani:Pasti ada masalah yang menyangkut dirinya.
Fadli:Persis seperti apa yang aku pikirkan Dhan. Tapi masalah apa ya?
Tantri:itu yang mesti kita cari tahu!
Fadli:begini saja, bagaimana kalau kita tanyakan langsung perihal masalah yang sedang dihadapi oleh Eross kepada Ibu Rosidah, guru BK kita!
Tantri:Aku setuju. Pada jam istirahat kedua, kita akan tanyakan langsung kepada bu Rosidah di ruang BK.
Dhani:Baiklah, kita telah sepakat.

Detik demi detik pun berlalu dan akhirnya jam istirahat kedua pun tiba. Seusai shalat dhuhur berjamaah di mushala, ketiga sahabat itu pergi menuju ruang BK untuk menemui ibu Rosidah. Sambil berjalan cepat menuju ruang BK, perbincangan kecil pun terjadi.

Tantri:Kalian bertemu Eross tidak sewaktu di mushala tadi?
Dhani:Ya, dia ada di shaf paling depan.
Fadli:sewaktu aku dan Dhani bergegas meninggalkan mushala, ia terlihat masih khusyuk berdoa. Ia terlihat sangat serius meminta sesuatu pada Tuhan.
Dhani:Ya, sepertinya ia sedang ada masalah yang cukup serius.

Sesampainya di ruang BK

Tantri:Aku jadi makin penasaran. Jawabannya ada di ruangan ini. (sambil menunjuk ruang BK yang tertera nama ibu Rosidah, S.Pd. di pintu ruangan)
Fadli:Assalamualaikum (mengetik pintu)
Ibu Rosidah:Waalaikumsalam. Silahkan masuk!
Fadli:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Oh, kalian. Ada apa? Silahkan duduk.
Fadli, Dhani, Tantri:Terima kasih bu.
Ibu Rosidah:Ada yang bisa ibu bantu? Kalian sampai ke ruangan ibu di jam istirahat begini.
Tantri:Begini bu, langsung saja ke topik pembicaraan yang ingin kami utarakan. Saya ingin bertanya soal Eross. Akhir-akhir ini ia berubah menjadi lebih pendiam, pemurung, dan seringkali menghindar dari kami, padahal kami ini sahabatnya.
Fadli: Betul bu, sebenarnya apa yang terjadi dengan Eross?

[sc:ads]
Dhani: kami merasa ada yanga aneh bu.
Bu Rosidah :Hmm, sebenarnya ibu sudah menangkap maksud kalian menemui ibu sebelum kalian mengutarakannya. Sebenarnya Eross meminta ibu untuk merahasiakan ini kepada siapapun, termasuk kalian. Tapi ya sudahlah, ibu percaya karena kalian ini adalah sahabat terdekat Eross.
Fadli:Masalah apa yang sedang dialami sahabat kami bu?
Bu Rosidah :Saat ini Eross tengah dirundung masalah perekonomian keluarga yang cukup pelik. Sudah hampir setahun ayahnya tidak bekerja. Karena perusahaan di tempat ayah Eross bekerja gulung tikar. Sementara kebutuhan hidup semakin bertambah dan menuntut agar bisa terpenuhi. Kesulitan perekonomian tersebut berimbas pada masalah lain diantaranya adalah sulitanya keluarga Eross untuk membayar uang sekolahnya dan juga adik-adiknya.
Tantri:Hmm, begitu ya bu? Sudah berapa bulan Eross tidak membayar uang sekolahnya bu?
Bu Rosidah:8 bulan Tantri. Sekolah sudah memberikan keringanan batas waktu pembayaran berkali-kali. Akan tetapi untuk saat ini, sulit bagi kami untuk mempertimbangkan keberlangsungan stidi Eross di sekolah ini.
Fadli:Apa tidak ada solusi lain bu, seperti misalnya beasiswa dan lain sebagainya?
Bu Rosidah:Ibu rasa sangat sulit Fadli, Sekolah di tahun ini tidak menganggarkan beasiswa seperti yang kamu maksudkan.
Tantri:Begini bu, saya ada usulan. Bagaimana kalau sekolah menerapkan sistem subsidi silang. Besaran SPP disesuaikan dengan pendapatan orang tua wali. Masalah teknis saya serahkan kepada pihak sekolah.
Bu Rosidah :Masya Allah, ide mu cemerlang sekali Tantri. Kalau soal itu ibu bisa membawa ide mu ke pihak komite sekolah.
Dhani:Kalau bisa secepatnya bu. Eross tidak bisa menunggu lebih lama lagi kan?
Bu Rosidah: Ibu janji akan membantu kalian dan juga Eross, sesegera mungkin.

2 minggu kemudian, di ruang kelas pada saat jam istirahat pertama.

Fadli:Dhani, Tantri, dan Eross. Kita semua dipanggil untuk menghadap ibu Rosidah di ruangannya.
Eross:Ada masalah apa Fadli?
Fadli:Sudah, ayo segera menghadap. Aku khawatir beliau akan marah kalau kita tidak cepat.

Keempat sahabat itu berjalan cepat menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruangan Bu Rosidah Dhani pun mengetuk pintu ruangan.

Dhani:Assalamualaikum (seraya mengetuk pintu)
Bu Rosidah:Waalaikumsalam, silahkan masuk!
Tantri:Permisi bu, ibu memanggil kami?
Bu Rosidah:Ya Tantri, silahkan duduk. Ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian, terutama pada Eross.
Eross:Menyangkut saya bu? Oh iya, mengenai SPP sekolah. Ayah saya berjanji akan segera melunasinya begitu dapat uang pinjaman. Saya mohon izinkan saya untuk tetap bersekolah di sini bu!
Bu Rosidah:Tenang dulu Eross. Ibu akan menyampaikan kabar gembira kepada kamu dan teman-temanmu. Begini, dua minggu lalu Tantri mengusulkan sebuah ide cemerlang yakni suatu konsep subsidi silang pembayaran SPP. Pembayaran SPP tersebut besarannya disesuaikan dengan pendapatan orang tua / wali murid. Hal ini memungkinkan siswa tidak mampu untuk tetap bisa bersekolah. Bahkan diantara mereka ada beberapa yang tidak diwajibkan membayar uang SPP. Nah, salah satu siswa tersebut adalah Eross. Kamu juga tidak perlu membayar SPP beberapa bulan lalu yang menunggak. Pihak sekolah telah membebaskan tunggakan SPP-mu selama delapan bulan itu.
Eross:Alhamdulillah ibu, terima kasih banyak. (sembari menagis haru)
Bu Rosida :Ya, bersyukurlah pada Allah dan berterima kasihlah pada sahabat-sahabatmu yang peduli kepadamu. Fadli, Dhani, dan Tantri telah berupaya membantu kamu sejauh ini.
Eross:Terima kasih Dhan, Fadli. Maaf selama ini aku tidak menceritakan hal ini kepada kalian. Aku malah menghindar dari kalian. (sembari memeluk Fadli dan Dhani)
Dhani:Sudahlah kawan, jangan dipikirkan! Bukankah kita ini teman? (menangis haru)
Fadli:(menangis haru sambil menepuk-nepuk pundak Eross, tidak berbicara sepatah kata pun)
Tantri :(menangis sambil terus menerus mengusapkan lembaran tisu untuk menyeka air mata harunya).

Setelah urusan keempat sahabat itu selesai, mereka meninggalkan ruang BK dengan mata berkaca-kaca. Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan lega karena permasalahan telah diselesaikan dengan baik.

 

Bagi Sobat yang mencari aplikasi bermanfaat, kami sarankan untuk mencoba mengakses situs techin.id untuk download aplikasi sepuasnya secara gratis di sana.

 

Baca Juga: