Filum Mollusca – Definisi dan Pembagian Divisi – Mollusca adalah jenis hewan yang memiliki ciri utama yakni pada bentuk fisiknya yang bersifat lunak. Istilah kata mollusca berasal dari kata “mollis” (bahasa latin) yang berarti lunak. Bentuk tubuhnya bersifat tripoblastik, simetri bilateral, dan tak bersegmen. Bagian tubuhnya yang lunak pada umumnya dilindungi oleh mantle / pallium yang mmeproduksi zat kapur eksoske leton. Zat kapur tersebut berwujud fisik seperti cawan atau sejenisnya yang dinamakan concha atau cangkang. Bagian-bagian tubuhnya terdiri atas anterior (kepala), ventral (kaki muskuler), dan dorsal (massa visera).
Hewan dalam filum mollusca memiliki sistem saluran pencernaan yang terbilang lengkap, yakni terdapat grandula salivary dan pada bagian mulutnya dilengkapi dengan radula atau gigi parut. Sistem respirasinya berupa paru-paru, insang, atau ada pula yang melalui jaringan epidermis. Habitat hewan ini bertempat tinggal di wilayah daratan, parairan tawar, dan lautan. Jika didasarkan pada struktur tubuhnya, kelompok hewan mollusca diklasifikasikan ke dalam lima kelas. Beberapa diantaranya ialah gastropoda, amphineura, cephalopoda, scaphopoda, dan pelecypoda. Selengkapnya perhatikan penjabaran serta penjelasan berikut!
a. Kelas Amphineura
Kelompok hewan ini mempunyai bentuk tubuh simetris bilateral dengan sehelai atau beberapa lembar cangkang (valva / plate) yang sekaligus sebagai eksoske leton. Kelas amphineura memiliki beberapa jenis ingsang yang berada di dalam rongga mantelnya. Hewan dalam kelas ini berhabitat di wilayah sekitar pantai dengan melekatkan dirinya pada bebatuan dengan menggunakan perut dan kakinya. Contoh hewan kelas amphineura diantaranya ialah neopilina sp dan chiton sp.
b. Kelas Gastropoda
Kelas gastropoda merupakan kelas hewan yang memiliki anggota terbesar diantara kelas-kelas dalam filum mollusca. Gastropda memiliki makna yakni hewan yang mendayagunakan perut sebagai alat geraknya (gastros = perut dan podos = kaki). Habitat hidup hewan kelas gastropoda berada di wilayah perairan dan daratan. Hampir sebagian besar anggota hewan pad akelas ini memiliki cangkang, sehingga bentuk fisik tubuhnya menyesuaikan bentuk cangkang yang digunakannya. Pada bagian kepalanya terdapat dua buah pasang tentakel. Bagian tentakel yang pendek digunakan sebagao alat pengindra bau. Sedangkan sepasang lainnya berfungsi sebagai alat pengindra penglihatan. Kelompok hewan ini bersifat hermaprodit, akan tetapi pada proses reproduksinya tidak pernah melakukan pembuahan sendiri. Beberapa contoh hewan kelas gastropoda diantaranya ialah pilla ampulacea (siput sawah), conus sp, dan achatina fulica atau bekicot.
c. Kelas Scaphopda
Kelas scaphopda memiliki bentuk fisik yakni simetri bilateral yang dilindungi oleh semacam cangkang yang disebut dengan cangkang tubular (menyerupai terompet atau taring hewan). Cangkang tersebut terbuka pada kedua ujungnya. Hewan ini memiliki bentuk serta ukuran kaki kecil yang dipergunakan untuk menggali. Pada bagian kepalanya terdapat beberapa tentakel yang digunakan sebagai alat pelindung dan menangkap mangsa. Habitat scaphoda berada di wilayah perairan laut dengan kontur tanah berlumpur pada bagian pantainya. Contoh dari kelompok hewan ini adalah dentalium.
d. Kelas Pelecypoda
Pelecypoda mempunyai anggota tubuh yang difungsikan sebagai kaki berbentuk pipih menyerupai kapak. Hewan ini mempunyai dua buah cangkang yang disebut dengan bivalvia. Pada tubuhnya juga terdapat lempengan-lempengan ingsang yang dinamakan lamelli branchiate. Cangkang hewan ini tersusun atas tiga buah lapisan, yakni lapisan prismatic, lapisan nakreas, dan lapisan periostrakum. Lapisan nakreas adalah lapisan yang paling dalam. Lapisan ini seringkali disebut sebagai lapisan mutiara (mother of nacre). Lapisan mutiara tersebut memiliki bentuk fisik yang menyerupai kristal-kristal halus yang di dalamnya terkandung zat kapur tebal berbentuk prisma. Pada lapisan prismatic terdapat periostrakum, yakni lapisan tipis dengan warna gelap yang susunannya didominasi oleh zat tanduk yang mudah terkelupas. Contoh yang hewan pada anggota kelas ini ialah kerang air tawar (anadonta sp), mytilus sp, kima raksasa (tridacna maxima), dan kerang mutiara (pinctada margaritivera).
Hewan kelas Pelecypoda menghasilkan mutiara yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai perhiasan. Mutiara dihasilkan oleh proses sekresi getah pankreas dari hewan kerang. Secara alamiah, prosesi pembentukan mutiara dihasilkan oleh respons hewan kerang terhadap benda yang masuk ke dalam kerang yang berupa pasir, kerikil, dan lainnya. Benda asing yang memasuki kerang tersebut selanjutnya akan digulung oleh jaringan mantel yang berbentuk bulat. Mutiara yang dijumpai dipasaran dengan bentuk beraneka ragam saat ini memanglah sengaja untuk dibuat demikian. Butiran-butiran benda asing sengaja dimasukkan dengan bentuk tertentu untuk memberi rangsangan terhadap mutiara agar terbentuk dengan pola yang diinginkan.
e. Kelas Cephalopda
Cephalopda memiliki makna yakni hewan yang berkaki pada bagian kepalanya. Cephalopda merupakan kelas hewan dari filum mollusca yang dapat dikatakan paling maju diantara yang lainnya. Anggota kelas hewan ini memiliki endoskeleton (adapula yang tidak) dan bentuk fisiknya tubuhnya simetri bilateral. Pada bagian kepalanya terdapat semacam lengan yang memiliki sucker atau alat pengisap. Pada bagian tubuhnya terdiri atas kepala, badan kepala, dan leher. Hewan ini dilengkapi oleh sepasang mata serta 8 atau 10 buah tentakel yang berperan sebagai alat penangkap mangsa. Contoh dari anggota kelas ini diantaranya ialah cumi-cumi (loligo indica), nautilus sp, gurita (octopus), dan sotong (sepia officinalis).
Sumber :
http://www.nafiun.com/2012/12/filum-mollusca-siklus-hidup-ciri-ciri-klasifikasi-reproduksi-contoh.html
baca Juga:
Filum Nematoda dan Filum Annelida – Struktur, Fungsi Tubuh, Ciri dan Klasifikasinya
Filum Platyhelminthes – Struktur, Fungsi, Organ Tubuh, & Pembagian Divisinya
Filum Cnidaria- Definisi, Struktur Tubuh, Sistem Organ, dan Pembagian Divisinya