Kultur Jaringan – Definisi & Manfaatnya – Kultur jaringan ialah sebuah upaya budidaya suatu jaringan tanaman hingga menjadi individu-individu tumbuhan yang baru dengan sifat atau karakteristik yang hampir menyerupai indukannya. Kultur dapat diartikan sebagai budidaya, sedangkan jaringan ialah segolongan sel yang memiliki fungsi serta bentuk fisik yang sama. Dalam istilah bahasa Inggris, kultur jaringan disebut sebagai “tissue culture.”
A. Struktur dan Manfaat Jaringan Tumbuhan
Dalam menerapkan teknik kultur jaringan pada umumnya memanfaatkan jaringan meristem yang ada pada tumbuhan. Jaringan meristem ialah jaringan yang masih muda, dalam artian jaringan yang susunannya terdiri atas beberapa sel yang senantiasa membelah, memiliki dinding yang tipis, berplasma penuh, memiliki vakuola yang kecil, dan belum terdapat adanya penebalan zat pektin. Jaringan meristem mempunyai sifat senantiasa melakukan pembelahan serta memiliki zat hormon.
Pembudidayaan tanaman dengan menggunakan metode kultur jaringan adalah sebuah upaya perkembangbiakan secara tak kawin / vegetatif. Perkembangbiakan tumbuhan dengan cara tak kawin atau vegetative ini memberikan peluang untuk menghasilkan jenis tumbuhan yang mempunyai sifat atau karakteristik yang menyerupai indukannya. Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh gabungan dua sifat indukan yang berbeda sehingga dapat dihasilkan jenis tumbuhan baru yang mewarisi kedua sifat indukannya tersebut. penggabungan dua sifat indukan juga diharapkan dapat menghasilkan jenis individu tanaman yang kebal terhadap penyakit, memiliki sistem perakaran yang kuat, memiliki bentuk morfologi yang ideal, dan memiliki produktivitas yang baik.
Pembudidayaan tanaman dengan cara vegetative juga turut menghasilkan individu tumbuhan baru dalam jangka waktu yang relatif singkat jika dibandingkan dengan pembudidayaan secara generatif. Dengan demikian, biaya produksi juga dapat ditekan secara signifikan. Dalam sistem kultur jaringan dikenal sebuah istilah klon. Klon merupakan individu, segolongan tumbuhan, sel-sel, atau jaringan yang memiliki sifat genetik menyerupai indukannya. Adapun tumbuhan yang diproduksi dari sebuah perkembangbiakan jaringan meristem dinamakan dengan meriklon. Sifat atau karakteristik dari meriklon hampis sama persis dengan tumbuhan indukannya.
Pada dasarnya perkembangbiakan tumbuhan dengan sistem kultur jaringan dapat dikatakan amat sederhana. Sel atau beberapa irisan jaringan tumbuhan (eksplan) secara aseptik dipelihara dalam sebuah medium cair ataupun padat. Dengan demikian sebagian sel yang ada pada permukaan irisan tersebut akan mengalami sebuah kondisi yang dinamakan proliferasi dan selanjutnya akan membentuk kalus. Kalus merupakan jaringan permukaan yang terdapat pada luka tumbuhan. Jika kalus yang telag terbentuk dipindahkan ke dalam media deferensiasi, maka selanjutnya akan membentuk sebuah tumbuhan kecil yang telah lengkap seluruh organ-organnya (planlet).
Penerapan teknik kultur jaringan ini hanya dibutuhkan satu irisan kecil saja dari jaringan tumbuhan yang nantinya akan menghasilkan kalus dan seterusnya. Berdasarkan teori sel yang dinyatakan oleh Schwann dan schleiden, mengemukakan bahwa sel memiliki kemampuan yang bersifat autonom dan juga totipotensi. Totipotensi ialah sebuah kemampuan tia-tiap sel untuk dapat tumbuh menjadi tumbuhan yang sempurna ketika diletakkan pada lingkungan yang tepat. Pada dasarnya tiap-tiap sel dapat tumbuh dan berkembang dengan cara teknik kultur jaringan. Namun alangkah baiknya jika terlebih dahulu dipilih bagian tumbuhan yang masih muda yang sekiranya memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang. Bagian tumbuhan yang baik dipilih untuk diterapkan sistem kultur jaringan adalah pada bagian ujung akar, ujung batang, dan daun muda.
Pengembangbiakan meristem memiliki tujuan untuk menumbuh-kembangkan kalus dari ekspan yang telah ditanam. Kalus pada umumnya timbul dari bagian periderm, plerom, atau periblem. Pembentukan kalus turut dipengaruhi oleh adanya zat-zat tertentu di dalam medium serta dalam sterilisasi medium. Tiap-tiap eksplan dari jenis tumbuhan memiliki kecocokan tersendiri terhadap medium tertentu untuk dapat tumbuh menjadi kalus.
B. Manfaat Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan memiliki beberapa keunggulan tersendiri dari sisi kebermanfaatannya. Misalnya saja dalam memperoleh jenis tumbuhan baru dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan metode biasa. Tentu individu tumbuhan yang dihasilkan adalah tumbuhan baru yang memiliki kualitas lebih baik (unggul) dan secara alamiah mewarisi karakteristik atau sifat morfologi serta fisologi dari tumbuhan indukannya. Dalam beberapa bidang misalnya saja bidang farmasi, sistem kultur jaringan sangat bermanfaat pada produksi tumbuhan obat-obatan. Contohnya pada tumbuhan kina dengan sistem kultur jaringan mampu menghasilkan senyawa additif pada minuman ringan, senyawa anti penyakit jantung (senyawa kinidia), dan anti malaria.
Dalam bidang fisiologi tanaman, kultur jaringan bermanfaat pada variasi corak warna tertentu pada bunga anggrek apabila ujung akar disayat secara melintang. Dengan demikian dapat ditentukan warna bunga anggrek yang akan muncul meskipun belum bunga tersebut belum mekar. Dalam upaya pelestarian tumbuhan dapat pula dilakukan dengan teknik kultur jaringa. Misalnya saja pada tumbuhan bunga melati, pisang, kayu jati, bunga kenanga, kayu putih dan lain sebagainya. Dengan sistem dan teknik ini upaya pengkloningan juga sangat mungkin untuk dilakukan agar populasi serta karakteristik unik dari individu tumbuhan semakin beragam dan bertambah banyak.
Sumber :
Bachtiar, Suaha. 2011. Biologi untuk SMA / MA Kelas XI. Jakarta : PT. Sarana Panca Karya Nusa
Baca Juga:
Latihan Soal Mengenai Action Verb, Helping Verb, Linking Verb & Kunci Jawaban
Usaha Manusia Dalam Mencegah dan Memperbaiki Lingkungan Hidup
Aliran Energi – Rantai Makanan, Jaring Makanan, Piramida Ekologi