Pengertian dan Contoh Kata Hubung Koordinatif – Konjungsi adalah kata tugas yang memiliki fungsi penghubung antara dua satuan bahasa yang memiliki derajat yang sama. Satuan bahasa tersebut bisa berupa kata dengan kata, klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, dan kalimat dengan kalimat. Konjungsi juga berperan sebagai alat untuk mencapai keterpaduan dalam suatu wacana atau paragraf yang menjadikan sebuah wacana tersebut terhubung secara gramatikal, padu, dan logis. Pada penerapannya dalam paragraf atau wacana, kata hubung atau konjungsi dapat dibedakan ke dalam dua jenis yakni konjungsi subordinatif dan konjungsi koordinatif. Dalam bahasan ini secara khusus akan memusatkan pada materi konjungsi koordinatif. Berikut penjelasannya :
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif merupakan kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua unsur satuan bahasa atau lebih dalam sebuah wacana atau paragraf yang mempunyai kesetaraan kedudukan. Berikut contoh-contohnya :
1. Konjungsi “Dan”
Konjungsi “dan” berfungsi sebagai pengindikasian keterkaitan atau hubungan antar kalimat. Contoh :
Kalimat 1 = Adik membaca komik di kamar
Kalimat 2 = Adik memakan cemilan di kamar
Penerapan konjungsi “dan” dapat membuat kedua kalimat yang berkedudukan setara tersebut menjadi suatu kalimat majemuk “Adik membaca komik dan memakan cemilan di kamar”.
– Amir mengobrol dan bercanda ria bersama teman-temannya di alun-alun.
– Sukirman memainkan gitar dan bernyanyi di atas panggung sekolah.
– Ketika pergi ke Lampung Barat, paman membeli pisang dan apel untuk kami di rumah.
– Zaitun dan Zulaikha pergi bersama menuju masjid untuk mengikuti pengajian.
– Mira dan Supriatin berangkat menuju ke sekolah bersama-sama.
– Nina bernyanyi dan menari dengan diiringi musik klasik tradisional.
2. Konjungsi “Serta”
Konjungsi “serta” mengindikasikan suatu hubungan pendampingan antara dua kalimat. Contoh :
Kalimat satu = Pak Guru menyanyikan lagu Indonesia Raya
Kalimat dua = Murid-murid menyanyikan lagu Indonesia Raya
Kedua kalimat tersebut jika dihubungkan menjadi satu dengan konjungsi “serta”, maka kalimatnya akan menjadi “Pak Guru serta murid-murid menyanyikan lagu Indonesia Raya”.
Contoh lainnya :
– Para peserta aksi damai bela Al-Qur’an beserta seluruh kaum muslimin di seluruh dunia kecewa dengan sikap bapak Presiden yang enggan menemui mereka.
– Ketua BEM Universitas Gajah Mada serta jajaran pengurus lainnya mengunjungi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
– Pada peristiwa kebakaran itu terlihat seorang ibu berlari kepayahan dengan membawa serta anak-anaknya yang masih kecil-kecil.
– Wanita yang berprpfesi sebagai guru TK itu bernyanyi bersama guru lainnya yang disertai oleh murid-murid TK.
– Seluruh karyawan serta buruh perusahaan retail itu melakukan aksi unjuk rasa menuntut adanya kenaikan gaji pegawai.
3. Konjungsi “Atau”
Konjungsi “atau” berperan sebagai penanda yang menyatakan suatu pilihan dalam sebuah wacana atau paragraf. Contoh :
– Kau bebas untuk memilih dia atau diriku.
– Di toko pakaian itu tentu anda bisa memilih hendak membeli baju atau kemeja.
– Kau ingin sarapan nasi uduk atau bubur ayam?
– Sebenarnya kau ini memihak kepada temanmu atau musuh temanmu?
– Pilih saja kue yang kau suka, hendak pisang goreng ataukah bakwan?
– Pakai saja mangkuk atau piring di dapur untuk menyajikan mie instan yang telah kau beli.
– Pilihlah yang kau suka, ingin yang merah atau putih?
[sc:ads]
4. Konjungsi “padahal” dan “melainkan”
Konjungsi ini mengindikasikan adanya hubungan antar kalimat yang saling bertentangan.
contoh :
– Rudi mampu meraih juara kelas dengan usaha dan kerja keranya, padahal dahulu ia sangat bodoh di kelasnya.
– Susi terlihat seperti anak yang baik dengan kata-katanya yang halus, padahal di dalam hatinya tersimpan niat buruk terhadap setiap orang yang tidak disenanginya.
– Jalur busway bukan untuk digunakan oleh sepeda motor atau metro mini, melainkan hanya khusus diperuntukkan untuk busway saja.
– Hukum bukan hanya berlaku pada orang kecil saja, melainkan juga harus tegas terhadap kaum elit dan kapitalis.
– Teganya engkau menghianatiku, padahal selama ini aku selalu ada di sampingmu.
– Beras yang diperuntukkan kepada orang miskin itu bukan untuk dikonsumsi oleh orang berada, melainkan hanya untuk warga tidak mampu saja yang berhak menikmatinya.
– Nilai matematikaku selalu saja jelek, padahal aku telah berusaha keras belajar.
5. Konjungsi “tetapi” dan “namun”
Konjungsi “tetapi” dan “namun” berfungsi sebagai pengindikasi terhadap hubungan kalimat yang berlawanan. Contoh :
– Aris adalah anak yang pintar akan tetapi ia sangat suka berbohong.
– Mekipun Gina terlihat santun dan baik, namun bukan berarti ia tidak pernah berkata kasar.
– Walaupun Dino selalu berbuat onar namun bukan berarti ia tak memiliki sisi baik sama sekali.
– Jesica adalah anak yang cantik, namun sayangnya ia sangat galak.
– Mirnawati adalah anak yang lemah lembut, tetapi ada kalanya ia bisa bersikap tegas terhadap siapa saja yang membuat dirinya tak merasa nyaman.
– Perdebatan dalam diskusi seringkali terjadi, namun hal tersebut adalah hal yang sangat biasa.
Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/03/pengertian-dan-contoh-kata-hubung-koordinatif.html
Baca Juga:
Panduan Menggunakan Tanda Kurung Siku dan Petik Tunggal dalam Kalimat
Contoh Kata Sandang dan Pengertiannya
Contoh Penggunaan Huruf Kapital dengan Benar