Definisi, Ciri, Contoh Kalimat Baku & Tidak Baku – Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki keseuaian dengan kaidah berbahasa Indonesia baik dalam hal diksi (pilihan kata), stuktur kalimat, dan ejaannya. Kalimat baku juga memiliki kesamaan dengan kalimat efektif jika diperhatikan dari sisi bentuknya. Namun terkadang kalimat efektif tidak perlu memperhatikan sisi ideal dari kalimat baku. Kesimpulannya adalah kalimat baku sudah pasti efektif, sedangkan kalimat efektif belum tentu baku.
Sedangkan kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak memenuhi syarat penggunaan kaidah berbahasa Indonesia. Dalam beberapa kasuistik, kalimat efektif juga masuk ke dalam ranah kalimat tidak baku dengan hanya memperhatikan efektivitas maksud dan tujuan yang hendak disampaikan.
A. Ciri Kalimat Baku
Kalimat baku adalah kalimat yang memenuhi syarat kaidah berbahasa Indonesia. Di bawah ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi suatu kalimat agar menjadi kalimat baku. Syarat ini juga merupakan ciri mutlak yang harus ada pada kalimat baku. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
1. Logis
Kalimat baku haruslah dapat diterima dengan akal sehat. Walaupun sebuah kalimat tersebut seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun jika tidak memenuhi syarat kelogisan kalimat baku, maka kalimat tersebut bukanlah kalimat baku. Contoh :
– Bagi yang membawa rokok harap dibuang sekarang juga sebelum ada yang memeriksa nanti!
Walaupun kalimat di atas dinilai sangat komunikatif, kalimat tersebut tidaklah logis. Dilihat dari struktur penyampaiannya, maka dapat ditafsikan sebagai perintah seseorang untuk membuang orang yang membawa rokok. Kesalahan penafsiran ini mungkin saja terjadi jika hal tersebut disampaikan diluar konteks. Seharusnya kalimatnya menjadi seperti berikut ini :
– Bagi yang membawa rokok harap membuangnya sekarang, sebelum ada petugas yang akan memeriksa barang bawaan anda!
2. Hemat
Kalimat baku selalu menggunakan kata yang efektif dan tidak melakukan pemborosan kata di dalamnya.
Contoh :
– Masakan ibumu sungguh enak sekali. (tidak efektif / tidak baku)
Kalimat di atas menggunakan kata yang berlebihan sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak efektif. Kalimat di atas akan menjadi hemat (efektif) jika hanya menggunakan salah satu dari kata “sungguh” atau “sekali.” Perhatikan dua contoh kalimat berikut :
Masakan ibumu sungguh enak. (efektif / baku)
Masakan ibumu enak sekali. (efektif / baku)
– Pemandangan di desa ini sangat indah sekali. (kalimat tidak baku)
Pemandangan di desa ini indah sekali. (kalimat baku)
Pemandangan di desa ini sangat indah. (kalimat baku)
3. Padu
Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kepaduan antar unsur kalimatnya.
Contoh :
– Dari temuan yang didapatkan selanjutnya dapat disimpulkan bahwa melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.
Kalimat di atas tidak memenuhi unsur penyusun kalimat secara utuh yang ditunjukkan dengan tidak adanya unsur subyek di dalamnya. Kalimat di atas akan menjadi baku jika diubah menjadi :
“nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia.”
4. Kesesuaian Struktur
Kalimat baku memiliki kesesuaian struktur yang tidak menimbulkan makna rancu.
Contoh :
– Ayah mebelikan tas adik.
Maksud dari kalimat di atas adalah ayah membelikan tas untuk adik. Akan tetapi kaliamt di atas sangat rancu sehingga tak dapat ditafsirkan demikian. Seharusnya kalimat di atas adalah sebagai berikut :
“Ayah membelikan tas untuk adik.”
[sc:ads]
B. Ciri Kalimat Tidak Baku
Kalimat tidak baku memiliki beberapa ciri utama yang membedakan dengan kalimat baku dalam penulisannya. Berikut beberapa ciri yang terdapat dalam kalimat baku :
1. Penulisan Tanda Baca yang Tidak Tepat
Kalimat yang tidak memperhatikan ketepatan penulisan tanda baca bukanlah tergolong kalimat baku. Sebaliknya kalimat tersebut adalah kalimat yang tidak baku meskipun memenuhi syarat kesesuian kaidah berbahasa Indonesia.
Contoh :
– Pak guru bertanya, “Memangnya kamu bisa pintar tanpa belajar!” (kalimat tidak baku)
Kalimat langsung di atas seharunya menggunakan tanda baca tanga (?) di akhir kalimatnya. Seharusnya kalimat di atas adalah sebagai berikut :
Pak guru bertanya, “Memangnya kamu bisa pintar tanpa belajar?” (kalimat baku)
– Dani bersepeda di sore hari!
Kalimat di atas tidak menggunakan tanda baca yang tepat. Seharusnya kalimat berita di atas pada akhir kalimatnya menggunakan tanda baca titik (.). Maka kalimatnya yang benar adalah: “Dani bersepeda di sore hari.”
2. Ketidaktepatan Penulisan Huruf Kapital
Kalimat menjadi tidak baku jika tidak tepat dalam menggunakan huruf kapital.
Contoh :
– Susan dan ani pergi bersama menuju sekolah. (kalimat tidak baku)
Penulisan nama orang yakni “ani” dalam kalimat di atas seharusnya menggunakan huruf kapital. Kalimat di atas seharusnya adalah seperti contoh berikut :
Susan dan Ani pergi bersama menuju sekolah. (kalimat baku)
3. Ketidaktepatan Struktur dan Ketatabahasaan Kalimat
Kalimat yang tidak memenuhi syarat ketepatan struktur ketatabahasaan pada kalimat termasuk ke dalam kalimat tidak baku.
Contoh :
– Dino ke Bandung (Tidak Baku)
Kalimat di atas tidak terdapat unsur kalimat predikat (Verba) sehingga kalimat tersebut bukanlah kalimat baku. Seharusnya kalimat tersebut dilengkapi dengan unsur predikat (V) “pergi.” Sehingga kalimatnya menjadi :
Dino pergi ke Bandung. (baku)
Baca Juga:
Definisi serta Daftar Kata Baku dan Tidak Baku
Contoh Pidato Bahasa Indonesia tentang Pendidikan Karakter
Pengertian, Jenis, & Daftar Kata Sifat Bahasa Indonesia