Pengertian Esai, Cara Menyusun, dan Contoh Terbaru

Posted on

Pengertian Esai, Cara Menyusun, dan Contoh Terbaru – Esai ialah sebuah tulisan yang didalamnya terkandung pendapat, opini, atau tanggapan pribadi tentang sebuah persoalan atau problematika yang sedang berkembang di kehidupan masyarakat. Cara menyusun sebuah esai yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut, diantaranya ialah :

1. Penentuan Tema yang Menarik

Sebelum memulai menulis sebuah esai, terlebih dahulu tentukan apa yang menjadi fokus dan tema yang hendak dituangkan ke dalam tulisan. Penentuan tema yang baik sangat berpengaruh pada kualitas esay yang nantinya akan ditulis. Sebaiknya tema yang diambil adalah yang berkaitan erat dengan situasi dan kondisi sosial kemasyarakatan yang tengah terjadi.

2. Melakukan Riset

Setelah menentukan tema esai, berikutnya lakukan sedikit riset melalui sumber lain semisal buku penjunjang, internet, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menambah wawasan serta memperkuat argumen dari isi esai yang hendak dibuat. Riset tambahan juga berguna untuk menambah data-data lain yang diperlukan seperti teori, fakta, dan lain sebagainta.

3. Menyusun Outline

Menyusun outline sama halnya seperti membuat kerangka untuk menyusun suatu karya tulis. Menyusun kerangka atau outline dilakukan guna merunutkan gagasan-gagasan yang ingin disampaikan dalam sebuah esai.

Outline juga berguna untuk menjaga tulisan yang dibuat agar tidak keluar dari koridor gagasan atau ide yang telah disusun dalam kerangka.

4. Memperhatikan Diksi (pemilihan kata)

Esai adalah suatu karya tulis yang bersifat formal yang menggunakan bahasa baku. Karenanya esai juga harus memperhatikan pemilihan kata yang sesuai dengan segmentasi pembaca. Jika sasaran pembaca adalah masyarakat dari kalangan akademisi, maka gaya bahasa dan diksi yang digunakan harus bersifat akademis. Jika segmentasi pembaca adalah remaja dan pemuda, maka gunakanlah diksi dan gaya bahasa yang ringan dan mudah dicerna tanpa mengabaikan kaidah penggunaan bahasa baku dan formal.

5. Kerjakan

Berikutnya mulailah menulis dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :

a. Introduction

Introduction ialah awal dari essay yang mengungkapkan sesuatu yang ingin disampaikan dalam sebuah esai. Di dalam introduction secara umum memuat pernyataan pribadi penulis mengenai sebuah persoalan yang hendak di sampaikan. Menulis pernyataan dalam introduction sebaiknya menggunakan gaya bahasa yang mengundang keingintahuan pembaca untuk meneruskan kegiatan membaca sampai bagian akhir tulisan anda.

b. Isi

Bagian isi secara umum memuat benang merah dan garis besar mengenai hal yang ingin disampaikan dalam esai. Dalam menulis bagian isi juga perlu memperhatikan outline yang telah disusun agar pembahasan tidak keluar dari gagasan atau ide pokok esai. Melalui outline, isi dari esai juga bisa dikembangkan untuk menjadi unsur penting yang mendukung gagasan esai.

c. Penutup

Bagian akhir dari esai adalah penutup yang di dalamnya memuat sebuah konklusi atau kesimpulan dari esai. Kombinasikan seluruh point penting yang telah dijabarkan dalam isi esai dan tuangkan seluruhnya ke dalam konklusi di akhir esai dengan kalimat yang singkat. Konklusi atau kesimpulan haruslah merupakan representasi dari isi esai dan sangat tidak baik jika pada kesimpulan memunculkan ide atau gagasan lain selain dari isi esay.

d. Judul

Penentuan judul haruslah menarik dan mewakili dari tema esai yang hendak disampaikan kepada pembaca.

[sc:ads]

Contoh Esai :

Ke Mana Hilangnya Bahasa Daerah Lampung?

Bahasa daerah adalah salah satu dari simbol budaya. Jika masyarakat pada suatu daerah menggunakan bahasa daerah sebagai simbol budayanya, maka dapat dipastikan bahwa masyarakat tersebut memiliki kesadaran berbudaya yang cukup baik. Misalnya saja pada masyarakat sumatera barat yang secara umum di daerahnya masih menggunakan bahasa daerah minang, sumatera selatan dengan bahasa melayunya, jawa barat dengan bahasa sundanya, jawa tengah dengan bahasa jawanya, dan seterusnya. Dengan demikian sebagian besar masyarakat Indonesia dapat disimpulkan masih menjunjung tinggi simbol kebudayaan mereka dengan cara berbahasa daerah masing-masing.

Kalau seandainya benar bahwa tiap-tiap daerah masih menjunjung tinggi bahasa daerahnya masing-masing dengan cara mempergunakannya dalam aktivitas keseharian mereka, tentu secara langsung masyarakat ikut serta melestarikan budaya bangsa pada aspek bahasa daerahnya. Permasalahannya adalah tidak semua daerah di Indonesia yang hingga kini masih menjunjung tinggi bahasa daerah dengan cara menggunakannya di kehidupan keseharian masyarakatnya. Dalam pembahasan ini bukan tentang kota Jakarta yang merupakn wilayah dengan penduduk multi etnis terbesar di Indonesia. Mungkin saja jika ditinjau dari sudut pandang yang berbeda, masyarakat Jakarta lebih banyak mendapatkan pemakluman akan hal tersebut. Akan tetapi persoalan kali ini tertuju pada sebuah daerah administratif yang di dalamnya sangat jarang sekali ditemukan penggunaan bahasa daerah asli dari tempat tersebut. Daerah tersebut adalah provinsi Lampung.

Di provinsi Lampung sangat sulit sekali menemukan masyarakat yang berkomunikasi menggunakan bahasa asli daerah tersebut. Terlebih jika berada di kota Bandar Lampung. Hampir seluruh warganya menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan tak sedikit yang menggunakan bahasa daerah dari etnis di luar Lampung. Berbeda halnya jika berada di kota Bandung, Surabaya, Palembang, Yogyakarta, dan lain sebagainya yang masyarakatnya kental dengan penggunaan bahasa daerah masing-masing. Mengapa warga masyarakat Lampung tidak menggunakan bahasa asli daerah mereka sendiri? Bukan karena tidak ingin, lebih tepatnya adalah tidak menguasai bahasa nenek moyang sendiri. Bagaimana mungkin seseorang yang lahir, besar, dan tinggal di suatu daerah akan tetapi tidak mampu menggunakan bahasa daerah setempat?

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena ini sangatlah kompleks. Salah satu diantaranya adalah faktor eksternal. Faktor eksternal ini disebabkan oleh banyaknya warga pendatang dari etnis lain dari seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya ialah etnis Jawa, Sunda, Bali, Padang, Batak, Banten, dan masih banyak lagi. Permasalahannya terletak pada intervensi penggunaan bahasa daerah etnis pendatang terhadap etnis Lampung itu sendiri. Begitu masivnya penggunaan bahasa daerah pendatang yang sebenarnya hanya dilakukan dalam komunitas mereka masing-masing, akan tetapi berdampak pada kurang populernya bahasa Lampung di tanahnya sendiri. Oleh karenanya masyarakat Lampung “gagal” menjajah etnis pendatang untuk bisa menguasai bahasa daerah Lampung itu sendiri. Kasus berbeda tentu kita temukan di daerah lain dimana etnis pendatang dapat mampu menguasai bahasa daerah di tempat yang ia tinggali.

Etnis Lampung dikenal dengan warganya yang sangat toleran terhadap etnis lainnya dalam hal berbahasa. Jika ada dua orang etnis Lampung sedang bercakap menggunakan bahasa daerah, lalu tiba-tiba datang seorang pendatang etnis Sunda ingin bergabung. Maka dengan cepat kedua orang etnis Lampung merubah percakapan yang semula menggunakan bahasa daerah menjadi bahasa Indonesia. Lebih parahnya lagi, jika kedua orang tersebut menguasai bahasa Sunda, maka kedua orang beretnis Lampung tersebut tak akan segan untuk menggunakan bahasa Sunda dengan tujuan menghormati sang warga pendatang tersebut. Toleransi dalam konteks ini tentu tidaklah tepat.

Hendaknya warga Lampung khususnya etnis asli suku Lampung dapat serius menanggapi persoalan yang tidak sederhana ini. Bahasa daerah adalah simbol eksistensi dan budaya lokal. Jika bahasa daerah tak lazim digunakan oleh warga di daerah itu terlebih lagi bagi etnis aslinya, lalu hendak bagaimanakah kebudayaan daerah dapat dilestarikan? Mari sama-sama kita jaga identitas kebudayaan etnis kita dengan cara pelestarian berbahasa.

Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/cara-membuat-esai-yang-baik-dan-contoh-karangan-esai.html

Baca Juga:

Pengertian dan Macam-Macam Konjungsi dan Contohnya
Pengertian dan Daftar Kata Benda Bahasa Indonesia
Pengertian, Jenis, dan Contoh Diksi dalam Kalimat