Klasifikasi Prokariotik (Archaebacteria & Eubacteria)

Posted on

Klasifikasi Prokariotik (Archaebacteria & Eubacteria) – Di dalam sistem pengklasifikasian lima kingdom, organisme-organisme prokariotik terdiri atas susunan kingdom monera. Sedangkan organisme eukariotik terdiri atas susunan empat kingdom yakni plantae, protista, animalia, dan fungi. Seorang ilmuan yang bernama Carl Woese mengklasifikasikan organisme prokariotik secara terpisah Melalui analisis variasi RNAr. Dari klasifikasi ilmuan tersebut menyatakan bahwa organisme prokariotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. Pada masing-masing kelompok tersebut mempunyai karakteristik ataupun ciri-ciri yang menbedakannya antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai klasifikasi prokariotik antara Archaebacteria dan Eubacteria.

A. Klasifikasi Archaebacteria

Archaebacteria merupakan kelompok bakteri prokariota yang paling primitif dalam pengelompokan kelas bakteri. Dikatakan jenis mokroorganisme yang paling primitif dikarenakan pada archaebacteria ini terdapat susunan yang berbeda dibagian RNA ribosomalnya. Tahap klasifikasi kelas archaebacteria ini dapat terjadi karena adanya kemajuan teknologi, sehingga dengan demikian para ahli ilmuan taksonomi mampu menganalisa struktur yang terdapat pada molekul organisme. Dari hasil analisis tersebut ditemukan banyak sekali kelompok archaebacteria di tempat habitat bumi purbakala atau pada saat ini dapat ditemukan pada lingkumgan ekstrem di bumi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa archaebacteria merupakan salah satu kelompok bakteri prokariot yang mempunyai RNA ribosomal berbeda dengan bakteri lainnya. Adapun ciri-ciri yang di miliki oleh archaebacteria adalah sebagai berikut :

– Struktur dinding sel tidak berasal dari peptidoglikan.
– Memiliki simple RNA polymerase.
– Karakteristik penyusun tubuhnya berupa sel prokaiotik.
– Tidak terdapat membran nukleus .
– Tidak memiliki organel sel.
– ARNt nya berupa metionin.
– Bersifat sensitif terhadap toksin dipteri

Berdasarkan habitat tempat tinggalnya, archaebacteria di klasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu sebagai berikut :

a. Methanogen

Methanogen merupakan klasifikasi mikroorganisme yang memiliki sifat anaerob dalam hidupnya. Selain itu juga methanogen tidak membutuhkan oksigen dan bersifat heterotrof. Dapat menghasilkan methan (CH4) dan hidup di daerah perairan misal di rawa-rawa ataupun lumpur. Tidak hanya terdapat di daerah perairan saja, melainkan methanogen dapat hidup di saluran pencernaan rayap, sistem pecernaan sapi, sistem pencernaan manusia, dan sebagainya. Adapun contoh klasifikasi dan fungsi jenis mikroorganisme methanogen ini adalah sebagai berikut :

1) Lachnospira multiparus

Lachnospira multiparus merupakan salah satu kelompok methanogen dan berfungsi sebagai ornanisme yang dapat memproses penyederhanaan pektin

2) Ruminococcus albus

Ruminococcus albus ialah kelompok dari organisme methanogen yang mempunyai peran sebagai bakteri penghidrolisis selulosa

3) Succumonas amylotica

Succumonas amylotica merupakan bakteri yang berfungsi sebagai pengurai zat amilum

4) Methanococcus janashii

Methanococcus janashii adalah bakteri yang berkemampuan sebagai suatu gas berupa methane

b. Halofit Ekstrim

Secara garis besar jenis klasifikasi halofit ekstrim ini mempunyai sifat aerob heterotrof. Namun, terdapat juga yang bersifat anaerob serta fotosintetik dengan terdapatnya pigmen yang dimilikinya berupa bakteriorodopsin. Halofit ekstrim merupakan mikroorganisme yang bertempat tinggal di daerah berkadar garam cukup tinggi, misal di laut mati, danau Great Salt atau danau garam, bahkan dapat ditemukan pada makanan yang mempunyai kadar kandungan garam.

c. Thermo Asidofil

Thermo asidofil merupakan salah satu mikroorganisme yang memiliki sifat kemoautotrof yang dapat menggunakan H2S untuk sumber energinya. Dapat ditemukan di lingkungan yang panas mencapai 60 oC hingga 80 oC dengan pH 2-4. Habitat ini hidup di tempat sumber air panas, misal pada Sulfolobus di taman nasional Yellow stone atau kawah gunung berapi di dasar laut.

[sc:ads]

B. Klasifikasi Eubakteria

Eubakteria atau biasanya disebut dengan istilah bakteri sejati merupakan jenis mikroorganisme yang mempunyai sifat prokariotik. Adapun ciri-ciri bakteri yang tergolong ke dalam klasifikasi eubakteria ini adalah sebagai berikut :

– Terdapat kandungan peptidoglikan pada dinding selnya
– Sudah memiliki organel sel yang berupa ribosom dan mengandung satu jenis ARN polymerase
– Bagian membran plasma mengandung lipid dan ikatan ester
– Sel bakteri yang di miliki dapat mensekresikan lendir menuju ke permukaan dinding selnya. Dari lendir yang dihasilkan tersebut dapat membentuk kapsul yang berfungsi sebagai pelindung untuk mempertahankan diri apabila di sekitar lingkungan hidupnya tidak dapat menguntungkan lagi bagi mikroorganisme ini
– Bagian sitoplasma bakteri terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, ion organik, dan kromatofora

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri jenis eubakteria ini dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :

a. Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof merupakan jenis bakteri yang tidak mampu dalam membuat makanannya sendiri. Selain itu, bakteri heterotrof mempunyai sifat sebagai parasit dan saprofit. Pada tahap parasit bakteri akan mengambil nutrisi yang berasal dari organisme yang masih hidup, misal Escherichia coli. Sebaliknya, untuk tahap saprofit bakteri akan mengambil nutrisi pada organisme yang sudah mati, misal Mycobacterium tuberculosis.

b. Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof adalah bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri yang terdiri dari fotoautotrof dan kemoautotrof. Pada tahap fotoautotrof bakteri memperoleh makanannya dengan memanfaatkan sumber energi cahaya matahari, misal pada bakteri hijau (bakterioklorofil) dan bakteri ungu (bakteriopurpurin). Kemudian, kemoautotrof merupakan cara membuat makanannya dengan memanfaatkan sumber energi kimia, seperti Nitrobacter, Nitrosococcus, dan Nitrosomonas.

Berdasarkan kebutuhan oksigen yang diperlukannya, maka bakteri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian berikut :

  • Bakteri Aerob

Bakteri aerob merupakan bakteri yang memerlukan udara bebas untuk memproduksi makanannya. Misal pada bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Nitrosomonas.

  • Bakteri Anaerob

Bakteri anaerob merupakan bakteri yang tidak memerlukan udara bebas untuk memproduksi makanannya. Misal pada bakteri Clostridium tetani dan bakteri denitrifikasi.

Sumber :
http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2015/09/klasifikasi-prokariotik-archaebacteria.html

Baca Juga:

Adverb – Definisi, Fungsi, Jenis, Contoh Kalimat
Conjuction – Definisi, Jenis, Fungsi, Contoh Kalimat
Daftar Noun (Kata Benda) Umum & Artinya