Pengertian dan 4 Contoh Paragraf Ilustrasi – Paragraf ilustrasi adalah salah satu jenis paragraf pengembangan eksposisi yang di dalamnya berisikan pemaparan mengenai suatu hal yang dijelaskan dengan gambaran suatu hal lainnya yang memiliki kemiripan baik secara sifat ataupun karakteristiknya. Secara teknis terdapat dua hal yang menjadi pembahasan dalam paragraf ilustrasi. Meskipun begitu pada paragraf ini kedua hal tersebut tidak dibandingkan secara terpisah. Akan tetapi dua hal yang memiliki kemiripan tersebut dihubungkan berdasarkan persamaannya untuk menjelaskan salah satu dari hal tersebut.
Perhatikan beberapa contoh paragraf eksposisi ilustrasi berikut :
Contoh 1 :
Keburukan yang terorganisir dan memiliki struktur yang kuat akan mengalahkan kebaikan yang tidak teratur. Sama halnya dengan suara bising kendaraan geng motor yang mengalahkan suara seekor burung yang berkicau sangat merdu. Semerdu apapun kicauan burung tersebut tetap tak akan terdengar meski suaranya sangat mendamaikan dan membahagiakan siapa saja yang mendengarnya. Sebaliknya suara bising kendaraan geng motor tersebut meskipun tidak disukai dan mengganggu, tetap saja akan terdengar oleh orang-orang disekelilingnya. Sama halnya dengan keburukan yang dikerjakan secara kolektif dan tersistem akan dirasakan dampaknya dalam skala besar oleh banyak orang. Keburukan tersistem tersebut tentu akan mengalahkan kebaikan yang dilakukan secara sendirian dan tak teratur.
Penjelasan :
Pada paragraf di atas menjelaskan tentang kejahatan yang terorganisir dan seterusnya yang digambarkan dengan ilustrasi suara bising kendaraan yang mampu mengalahkan suara kicauan burung yang merdu. Penjelasan mengenai gagasan utama telah digambarkan dengan ilustrasi yang memiliki kesamaan kronologis, sehingga lebih mudah untuk dipahami maksud serta tujuan dari penulisnya.
Contoh 2 :
Penerapan hukum di negeri ini tak ubahnya seperti sebuah pisau dapur yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Mata pisau yang berada di bawah mampu mengiris apa saja yang berada di bawahnya. Akan tetapi bagian atas pisau tak akan mampu mengiris apapun yang berada di atasnya, tak terkecuali tangan seseorang yang memeganggnya. Begitulah gambaran hukum di Indonesia yang cenderung bersikap tegas dan terkadang berlebihan terhadap yang lemah. Para pelaku kriminal kelas teri dihukumi dengan hukuman yang seberat-beratnya. Tak jarang mereka juga telah menerima penghakiman masa. Akan tetapi hukum bisa patuh terhadap orang-orang yang bisa membeli hukum itu sendiri. Tak heran jika mafia-mafia kelas kakap bebas berkeliaran dengan status terdakwa kasus yang tak ringan. Kalaupun mereka mendapat vonis hukuman, dapat dipastikan bahwa hukuman tersebut sangatlah ringan dibandingkan dengan kejahatan yang telah ia lakukan.
Penjelasan :
Paragraf di atas menjelaskan tentang fakta bahwa hukum di Indonesia cenderung berpihak kepada siapa saja yang mampu membeli hukum itu sendiri. Gagasan pada paragraf di atas dijelaskan dengan gambaran sifat sebuah pisau dapur yang tajam ke bawah akan tetapi tumpul di bagian atasnya. Kronologis maksud dan tujuan dari penulis pada paragraf di ilustrasikan oleh sifat yang ada pada pisau dapur, sehingga dapat dengan mudah dipahami.
[sc:ads]
Contoh 3 :
Mengemban sebuah amanah tak ubahnya seperti memegang pedang bermata dua. Jika kita dapat menggunakannya dengan benar, maka kebermanfaatanlah yang akan dirasakan oleh diri kita dan juga banyak orang. Sebaliknya jika kita tak mampu mengendalikannya maka pedang tersebut akan melukai diri sendiri dan juga orang lain. Seseorang yang memegang kendali kekuasaan akan memberikan dampak yang baik bagi dirinya dan juga orang lain yang erat kaitannya dengan jabatan yang ia emban. Sebaliknya kekuasaan tersebut juga tak hanya akan merugikannya jika ia tak mampu mengemban dengan baik dan benar, ia juga akan menjadi sebab kerugian besar bagi orang lain disekitarnya.
Penjelasan :
Pada paragraf menjelaskan tentang mengemban suatu amanah sama halnya dengan memegang pedang bermata dua. Sifat yang ada pada pedang bermata dua dijadikan sebagai ilustrasi untuk menyampaikan maksud dan tujuan dari gagasan utama.
Contoh 4 :
Menumbuhkan semangat dan motivasi dalam diri untuk menghadapi kehidupan seperti layaknya mandi setiap hari. Setidaknya setiap pagi dan sore hari kita selalu melakukan rutinitas mandi untuk membersihkan seluruh badan. Sebelum beraktivitas di pagi hari kita selalu mandi terlebih dahulu, begitupun setelah selesai beraktivitas di sore hari. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari kita memerlukan motivasi agar aktivitas kita selalu dipenuhi dengan semangat dan sikap optimisme. Ketika diri kita merasa lemah dan putus asa, maka motovasikan lagi jiwa kita agar kembali bersemangat. Sama halnya ketika diri kita merasa kurang bersih dan berbau tidak sedap kita membutuhkan mandi untuk kembali bersih dan wangi. Dengan demikian kurang tepat rasanya jika ada pernyataan bahwa buat apa memotivasi diri jika kita akan merasakan kegalauan lagi dan seterusnya. jika begitu adanya, maka anda tak perlu lagi mandi jika takut akan kotor lagi. Sama halnya dengan rutinitas mandi, memotivasi diri juga adalah kegiatan penting yang harus senantiasa kita lakukan setiap hari.
Penjelasan :
Pada paragraf di atas menjelaskan tentang pentingnya memotovasi diri sendiri yang dijelaskan melalui ilutrasi ringan yakni mandi dua kali sehari. Urgensi memotivasi diri digambarkan secara kronologis dengan ilustrasi mandi yang bertujuan untuk membersihkan badan dari kotoran. Dengan ilustrasi tersebut, penyampaian maksud dan tujuan dari penulis bisa dengan mudah untuk dipahami.
Baca Juga:
Syarat & 3 Contoh Paragraf yang Baik dan Benar
Pengertian & 35 Contoh Majas Repetisi
30 Pantun Cinta Lucu Buat Kekasih