Kumpulan Puisi Kemerdekaan Untuk Anak SD

Posted on

Kumpulan Puisi Kemerdekaan Untuk Anak SD – Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang dihasilkan dari pikiran serta perasaan manusia yang dituangkan ke dalam bait serta barisan kata yang indah dan penuh dengan makna. Berikut ini adalah beberapa contoh puisi yang bertemakan tentang kemerdekaan untuk siswa sekolah dasar :

Sekolahku nan ceria

Sekolahku tampak berbeda hari ini
Di sudut-sudutnya terpasang beragam hiasan
Merah putih bertebaran
Membuat indah tembok polos gedung ini

Sekolahku jadi meriah saat ini
Diawali dengan upacara bendera
Dilanjutkan dengan bebagai acara
Kegembiraan begitu terasa di sini

Keceriaan di sekolahku kini
Bukan tanpa pengorbanan
Kami yang kini menikmati
Buah manis sebuah pengabdian

Tak banyak kata yang ingin aku ucapkan
Rasa senang dan bangga tak terkirakan
Mengenang haru biru perjuangan
Merebut hak bangsa berupaya mengambil kebebasan

Sekolahku yang ku cinta
Kau begitu ceria
Sebab kemerdekaan begitu terasa
Bermekaran di tiap jiwa

Sudahkah?

Pagi ini kusapa mentari pagi
Terasa damai dan sejukkan hati
Salam hormatku pada ayah dan ibu
Aku berjalanan tuk tunaikan kewajibanku

Sempat ku menatap ke televisi mungilku
Kotak sederhana hitam warnanya
Meski hanya sejenak ku melihatnya
Terasa semangat juga menghampiriku

Hari ini di kala itu tercatat kebebasan bagi negeriku
Deklarasi kemerdekaan yang mengharu biru
Berikan kami kenyamanan di tanah sendiri
Tak ada lagi perampas ketenangan ini

Hari ini berpuluh tahun yang lalu
Lirih kemerdekaan diserukan
Mengajak para pahlawan
Menghalau senjata yang menderu

Hari ini aku akan merasakannya
Waktu-waktu bergembira di sekolah
Bersyukur atas karunia-Nya
Hasil perjuangan dengan keringat dan darah

Aah, tak sabar aku ingin sampai di sekolah
Hingga sedikit ku berlari terengah
Namun apa yang ku lihat tidaklah pantas
Seorang dewasa tak hiraukan lampu lalu lintas

Oh paman, tidakkah kau sadar
Hari ini ada sejarah besar
Para pendahulu mengorbankan nyawa
Demi kita hidup dengan riang tawa

Kini ku lanjutkan perjalanan
Semangat menyala sambil nikmati pemandangan
Namun lagi kutemui hal menyedihkan
Kala dari kejauhan anak kecil meminta minta di tepi jalan

Oh adik, apakah kau tahu
Usiamu tak jauh berbeda denganku
Harusnya bermain dan belajar jadi aktivitasmu
Tumbuh sehat dalam dekapan ibu

Setibanya di sekolah
Ku lihat bangunan dihias bertambah mewah
Keceriaan tampak dari senyum-senyum sumringah
Pasukan pengibar bendera tampak begitu gagah

Tapi hatiku berkata, di hari ini sudahkan kita semua merdeka?

Kakekku seorang pejuang

Semalam ayah bercerita
Tentang kakek yang pernah mengangkat senjata
Berjuang merebut kemerdekaan bangsa
Berkorban dengan jiwa dan raga

Kata ayah senjata kakek tidaklah canggih
Hanya bambu yang diruncingkan dengan rapih
Ia bergerilya melawan musuh
Yang mampu membunuh dari jarak jauh

Aku pun heran sejadi-jadinya
Kala tahu senjata kakek begitu sederhana
Mana mungkin kalahkan tank baja
Sehebat buatan kaum Belanda

Tapi itu terbukti, ayah melanjutkan cerita
Semangat menyala dan doa kuatkan mereka
Tak gentar hadapi musuh di depan mata
Meski harus meregang nyawa

Inginku lantunkan dalam bait
Betapa tegar kau menahan sakit
Sedihku tak terlukiskan
Bayangkan kau hidup penuh siksaan

Tapi kakek, ku yakin kau pun senang
Anak cucumu hidup dengan tenang
Tak ada lagi darah yang tergenang
Tak ada lagi musuh yang menyerang

Kemudian ayah berpesan padaku
Untuk terus semangat menuntut ilmu
Kenang mereka selalu dalam ingatan
Bahagiakan dengan prestasi yang membanggakan

[sc:ads]

Aku merdeka

Hari ini aku mengikuti lomba
Sebagai rangkaian acara
Peringatan kemerdekaan negara
Yang dirayakan satu bangsa

Lomba ini begitu menegangkan
Aku harus memberanikan diri untuk disaksikan
Teman-teman yang ingin melihat
Penampilan dengan puisi yang telah kubuat

Keringat mulai menetes di dahiku
Tanda betapa gugupnya aku
Kala ku sadar semua mata menatap
Lidah semakin kaku tuk berucap

Namun ku teringat pesan ayah semalam
Membacakan puisi tak perlu setakut perang di masa silam
Cukup hadirkan semangat kemerdekaan
Suasana haru bercampur keceriaan

Ku coba perlahan ucapkan kata
Meski ku tahu jelas masih terbata
Tak ku biarkan menyerah
Sebelum perang mengaku kalah

“Merah putihku yang suci
Engkau selalu di hati
Berkibarmu di hari ini
Bukti pembebasan di segala penjuru negeri”

“Merah putihku yang ku sayang
Engkau selalu ku kenang
Kerasnya pahlawan berjuang
Hingga akhirnya kau berkibar di atas tiang”

“Merah putihku yang ku cintai
Engkau ku hargai
Tetaplah di atas sana
Jadi kebanggaan nan gagah perwira”
Perlahan ku dengar suara
Tepuk tangan bergema
Seisi ruangan terpana
Semangatku begitu meyala

Hari ini aku merdeka
Terbebas dari rasa takut yang tak terhingga
Teringat saat ayah berkata
Jadilah generasi membanggakan penerus bangsa

17 Agustus 1945

17 Agustus 1945
Bukanlah sebuah mantra
Ia hanya angka layaknya tanggal biasa
Tapi semangatnya luar biasa

17 Agustus 1945
Nyawa-nyawa melayang jumlahnya tak terkira
Buktikan kesetiaan pada bangsa
Usir para penjajah yang hina

17 Agustus 1945
Akhir segala penderitaan tak terhingga
Tangisa pilu para orang tua
Jeritan sedih anak sebatang kara

17 Agustus 1945
Syukur kami setinggi angkasa
Atas perjuangan dan doa
Kini kami berbahagia

17 Agustus 1945
Tetaplah berjaya
Mengantarkan kami putra putri bangsa
Mengharumkan nama ke penjuru dunia

17 Agustus 1945
Teruslah menebar semangat selamanya
Tiada henti ajarkan kami sebuah makna
Bersungguh-sungguh mempertahankan milik kita

Baca Juga:

5 Contoh Puisi Perpisahan SMP Kelas 9
Contoh Puisi Perpisahan Sekolah Dasar Kelas 6
Kumpulan Puisi Perpisahan Untuk Guru Di Sekolah