5 Contoh Puisi Anekdot Tentang Sampah dan Lingkungan

Posted on

5 Contoh Puisi Anekdot Tentang Sampah dan Lingkungan – Puisi merupakan suatu gambaran ide dari hasil pemikiran manusia yang direalisasikan dalam bentuk tulisan. Susunan puisi tersebut terdiri dari beberapa baris dan bait serta dengan memperhatikan diksi dalam penulisannya agar memiliki makna yang indah secara keseluruhan. Di bawah ini merupakan beberapa contoh puisi anekdot yang bertemakan tentang sampah dan lingkungan.

Sampah Berserakan

Angin berhembus menyeretmu kesana dan kemari
Aroma tak sedap menusuk hidung yang bernyawa
Kumbang-kumbang di taman enggan lagi hinggap menghampiri bunga
Keindahan alam tak lagi menampakkan rasa teduhnya

Sampah sosokmu sungguh kotor dan bau menyengat
Tiada sehat tumpukan yang tak akan lagi memberi manfaat
Berserakan di halaman kumuh tak terurus sampai menumpuk penuh
Lalat berterbangan menuai tumbuh bakteri seram nyaman berteduh

Hadirmu bukan di tempat penampungan asalmu
Sungguh mengganggu alam yang hijau nampak kesegarannya
Terganggu kenyamanan tercipta akan nampak dirimu
Tak menampilkan kesan cantik sedikutpun dipermukaan bumiku

Sampah … Kesalahan bukan berada penuh disosokmu
Andai manusia yang beriman membuang tepat dipenampungan
Sampah bukan lagi masalah yang terus memberi masalah
Karena bukan sampah sendiri yang datang menghampiri

Wahai manusia sampai kapan engkau senang mengotori?
Tiada kenyamanan sebab tingkahmu yang tak terpuji
Membuang sampah sembarangan dengan sesuka hati
Musibah besar datang melanda baru kau sadarkan diri

Sungguh tiada kata penyesalan jika semua telah terjadi
Ciptakan keindahan di bumi pertiwi sampai sejuk nyaman di sanubari

Lingkungan Bersih Bebas Dari Sampah

Lingkungan bersih nyaman hidup sangat terasa
Udara segar terhirup nikmat di alam bebas belantara
Cintai lingkungan tempat tinggal untuk bersinggah
Nampak dari sudut-sudut keberadaannya ramah dan indah

Jauh dari kotoran sampah yang kumuh dan bau
Bebas dari limbah pabrik yang tak terolah
Air sungai mengalir dengan rasa tenang akan kehanyutannya
Bermuara santai di telaga peraduan yang menantinya

Lingkungan tercipta nyaman sejuk sangat menusuk rasa
Tangan-tangan nakal tidak sanggup untuk membuang sampah sembarangan
Kesadaran tinggi tertanam dalam setiap jiwa-jiwa para insani
Semangat akan kebersihan menjaga diri dari bakteri

Pemandangan alam yang sangat menakjubkan penglihatan
Sampah berserak tak diam segera ambil tindakan
Terpungut penuh di tempat yang sudah disediakan
Tiada kata ketidak pedulian dengan kebersihan lingkungan

Nyaman berada di lingkungan yang selalu tetap dibersihkan
Jangan terbiarkan sampah berserakan di sisi pinggir jalanan
Pendam dalam-dalam yang sudah tiada lagi memberi kebermanfaatan
Agar suasana damai dan indah terlukis diperasaan
Aku cinta lingkungan
Maka aku siap melestarikan

Sampah Tiada Memberi Kenyamanan

Oh sampah …
Keberadaannya di tengah-tengah genangan air kotor pada selokan
Barang bekas terbuang malang tidak pada tempat ia pulang
Tersarangkan jentik-jentik nyamuk tempat hidup tertinggalkan
Aroma busuk terhirup di udara segar tertimbulkan

Sungguh hadirmu sangat meresahkan kenyamanan
Tak terurai dengan tanah yang berada di bawahmu
Bakteri semangat berkembang biak dan menghampiri
Tiada lagi keindahan yang nampak di megahnya negeri

Walau sebagian darimu memberi kebermanfaatan
Diolah dengan baik tercipta karya yang menakjubkan
Jadi kebanggaan disetiap hasil produk terpamerkan
Menjadi mata pencarian untuk menyambung lambung yang kelaparan

Tetapi tak banyak manusia yang menelantarkan di jalan
Penuh dan numpuk tak sedap mengganggu pemandangan
Sungguh tiada lagi kesadaran akan rasa kenyamanan
Banjir datang menghadang sebagai imbal teguran

Wahai engkau yang berbudi baik akan pekerti
Dimanakah jiwa keindahan yang engkau miliki?
Dimanakah kedua tanganmu yang telah diciptakan itu?
Akankah masih terdiamkan dan sungkan membersihkan

Ayo ajarkan hidup untuk melakukan hal baik terbiasakan
Tanamkan kebersihan yang sebagaimana itu sebagian dari iman
Jangan kau biarkan sampah bertebaran mengusik lingkungan
Selamatkan kesehatan dari pentingnya rasa kebersihan
Selamatkan negeri untuk tetap bersih dan berseri

[sc:ads]

Alamku Menangis

Saat ku tatapi pemandangan yang jauh dari keramaian
Nampak kumuh tiada lagi bersih tertata rapi
Bekas makanan sisa membusuk berhamburan di tepi
Ruang-ruang kosong kaleng bekas ramai dengan hewan yang berpenghuni

Apakah engkau tahu wahai manusia?
Alamku menangis meraung dengan kejamnya engkau kotori
Berbagai macam kotoran rela kalian hempaskan
Asal seenaknya membuang dari yang kecil tak tersadarkan

Siapa yang salah ketika jadi musibah?
Petugas kebersihan? Pemerintah? Atau diri kalian sendirilah?
Air sungai menjerit tak kuasa mengalir dengan payah
Berbagai jenis kuman dengan senang datang mewabah
Semua akan tertimbun penuh jika kau tak merubah

Sampai kapan terbiarkan yang busuk ini terus menghampiri?
Dengan nyamannya di air kotor mengalir ia menggenangi
Suara lalat-lalat jahat sangat senang menghantui
Napas sesak terbunuh akan kejamnya suasana negeri

Jangan kau biarkan alamku menangis pilu terus mengharu
Bukankah ini tempat kita bersama berlindung?
Bukankah ini tempat kita bersama untuk berinteraksi?
Janganlah kau kotori
Dan janjikan pada diri untuk segera berhenti menebar bakteri

Sampah Terus Melimpah

Dimana-mana ada sampah yang terus ditemui
Dari desa kecil sampai pelosok negeri tersambangi
Kotoran berserakan penuh yang sudah tak terpakai lagi
Bau menyengat napas seakan ingin terhenti

Sampah melimpah sangat menjorokkan
Tercium aroma bagai bunga bangkai di hutan
Hewan-hewan menjijikkan mengerumuni keadaan sekitar
Suaranya bergemuruh berterbangan di atas tumpukan

Dari sabang sampai merauke terus terjelajahi
Terbuang sedikit tapi sepanjang jalan yang tersusuri
Sampah dan sampah yang jadi permusuhan terus dijabani
Susahnya untuk menyadarkan jiwa para insani

Limbah yang tak lagi berbentuk dan berarti
Hadirnya sungguh melemahkan kenyamanan diri
Bisakah kau tak menghamburkan di sini?
Agar negeri tetap asri dan kokoh berdiri

Bisakah kau menjadi aroma yang mewangi?
Agar hadirmu selalu disukai dan dinanti
Tapi tetap saja kau bernama sampah
Tiada lagi membawa keharuman bunga yang kelopaknya mekar

Bentukmu sungguh tiada orang yang menyukai
Rupamu tak berwarna pelangi indah menyerupai
Kau tetap sampah yang terbuang bukan di kali
Tapi kau sampah yang harus terbuang
Dan terolah dengan baik untuk dinikmati


 

Baca Juga:

 

 

Sponsor :

Leave a Reply