Uraian Pemanfaatan Medan Magnet pada Migrasi Hewan

Posted on

Uraian Pemanfaatan Medan Magnet pada Migrasi Hewan – Pergantian musim yang terjadi di bumi turut berpengaruh pada perilaku makhluk hidup tak terkecuali pada hewan. Hewan dengan jenis tertentu menunjukkan perilaku unik dalam menyikapinya. Seperti misalnya melakukan migrasi atau perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat yang lain. Beberapa jenis hewan yang melakukan hal tersebut diantaranya ialah ikan paus, ikan salmon, dan burung.

Hewan-hewan tersebut melakukan perpindahan dengan kemampuan memanfaatkan medan magnet yang ada pada bumi. Medan magnet bumi adalah lokal tertentu yang disekitarnya sangat dipengaruhi oleh adanya gaya tarik bumi. Secara alamiah di dalam tubuh hewan terdapat sebuah medan magnet yang menjadikannya mampu mendeteksi adanya medan magnet bumi. Fenomena semacam ini disebut dengan biomagnetik. Hal tersebut pula yang menyebabkan hewan pada jenis tertentu mampu menentukan arah mata angin atau suatu tempat dimana ia akan bermigrasi. Dengan kelebihan tersebut juga memungkinkannya untuk dapat terhindar dari serangan musuh dan memudahkannya dalam mencari mangsa.

Berikut contoh migrasi yang dilakukan oleh beberapa hewan :

1. Migrasi Burung

Burung merupakan salah satu jenis hewan yang seringkali bermigrasi pada musim tertentu. Secara umum pola yang dilakukan adalah terbang menuju ke arah utara pada saat musim panas dan akan kembali lagi ketika musim dingin tiba. Tidak semua burung melakukan migrasi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Hanya jenis-jenis tertentu saja yakni burung elang, layang-layang, merpati, dan lain sebagainya.

2. Migrasi Ikan Salmon

Ikan salmon mempunyai kemampuan untuk hidup di dua jenis air yang berbeda yakni di air tawar (sungai) dan air asin (laut). Pada saat hendak menetaskan telur-telurnya, ikan salmon bermigrasi dari lautan menuju sungai. Setelah itu mereka akan kembali lagi menuju lautan. Sebuah penelitian menyebutkan tentang beberapa ekor ikan salmon yang mengarungi sungai fraser di Canada. Dua tahun berikutnya mereka bermigrasi kembali menuju samudera pasifik. Di wilayah sekitaran sungai fraser terdapat medan magnet yang secara alamiah dapat di terdeteksi oleh ikan salmon.

3. Migrasi Penyu

Penyu juga melakukan migrasi karena sebab-sebab tertentu seperti misalnya perubahan iklim cuaca ataupun karena bertelur. Sebuah penelitian menyebutkan bawah seekor penyu telah melakukan migrasi sepanjang 12.900 km di wilayah pantai timur Florida Amerika Serikat menuju wilayah perairan Atlantik utara. Penyu tersebut melakukan migrasi selama hampir sepuluh tahun. Berbeda halnya dengan hewan lainnya, penyu melakukan migrasi tanpa berkelompok sebagimana kawanan burung, salmon, dan lainnya.

Kenneth Lohmann, seorang peneliti asal Universitas Carolina Utara mempelajari perilaku seeokor tukik. Tukik tersebut dihadapkan pada beberapa medan magnet. Tukik diletakkan ke dalam sebuah ember yang disekitarnya terdapat medan magnet. Medan magnet yang telah disiapkan tersebut diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai magnet jalur migrasi tukik yakni di daerah Florida bagian utara. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa tukik berjalan mengikuti arah jalur migrasi yang sebelumnya telah dipersiapkan.

[sc:ads]

4. Migrasi Lobster Duri

Migrasi pada hewan juga pernah diteliti oleh seorang ilmuan bernama Kenneth Lohmann. Ia melakukan observasi terhadap kemampuan seekor lobster duri untuk mendeteksi medan magnet. Kenneth meletakkan seekor lobster duri ke dalam wadah berisikan air yang bisa disesuaikan medan magnetnya. Pada saat posisi medan magnet diubah dari posisi semua, lobster duri melakukan pergerakan menuju arah medan magnet tersebut. Observasi yang telah dilakukan olej Kenneth Lohman tersebut membuktikan bahwa lobster duri mampu mendeteksi adanya magnet bumi sebagai panduan untuk bermigrasi.

5. Migrasi Ikan Paus

Ikan paus juga memanfaatkan medan magnet bumi untuk bermigrasi. Namun cukup disayangkan bahwa ikan paus tidak selalu berhasil dalam bermigrasi. Kebanyakan diantaranya banyak yang tersesat hingga akhirnya mati terdampar. Hal tersebut seringkali terjadi di wilayah perairan Indonesia. Misalnya saja yang terjadi di perairan Bating Ujung Bekasi Jawa Barat, garis pantai desa Tambala, Minahasa Sulawesi Utara, dan masih banyak lagi. Para ahli menyebutkan bahwa sebab terjadinya hal tersebut adalah adanya pergerakan lempeng tektonik yang mengganggu sistem navigasi ikan paus. Paus bergerak di lautan bebas dengan memanfaatkan sonar untuk menentukan arah. Mamalia air tersebut menghasilkan semacam gelombang suara infrasonik yang dipantulkan untuk mnegidentifikasikan posisi predator dan musuh lainnya di perairan.

6. Magnet di dalam Tubuh Bakteri

Magnetotactic bacteria adalah kelompok bakteri yang memiliki kemampuan navigasi untuk bermigrasi dengan adanya medan magnet. Pada beberapa jenisnya, terdapat flagelata yang secara fungsional berfungsi sebagai tenaga pendorong. Magnetotactic bacteria ditemukan pertama kalinya oleh seorang peneliti bernama Richard P. Blakemore ditahun 1975. Pada tubuhnya tersusun atas beberapa yang di dalamnya terkandung sifat-sifat kemagnetan yakni senyawa greigite (Fe3S4) dan senyawa magnetite (Fe304). Kedua senyawa tersebut mempuyai sifat-sifat kemagnetan yang demikian kuat. Bahkan kekuatannya mengalahkan jenis magnet sintetik buatan tangan manusia. Magnetotactic bacteria serta senyawa yang ada di dalam tubuhnya hingga saat ini masih terus diteliti. Dugaan terkuat saat ini adalah masih terdapat potensi yang luar biasa di dalam tubuh Magnetotactic bacteria yang belum diketahui.

Sumber :
http://www.mikirbae.com/2015/11/pemanfaatan-medan-magnet-pada-migrasi_27.html

Baca Juga:

25 Contoh Soal Reproduksi pada Tumbuhan dan Hewan & Jawaban
40 Soal Bahasa Inggris Kelas 2 SD Semester 2 & Jawaban
25 Contoh Soal Bahasa Inggris Kelas 3 SD Semester 1 & Jawaban