Pengertian dan 30 Contoh Majas Ironi

Posted on

Pengertian dan 30 Contoh Majas Ironi – Majas Ironi merupakan suatu ungkapan dengan gaya bahasa yang menyatakan makna, maksud, dan tujuannya dalam bentuk sindiran halus. Sindiran halus yang disampaikan seringkali dalam bentuk pujian namun bersifat mengolok-olok yang bertujuan untuk mengingatkan, menegur, atau memberitahu sesuatu dengan peryataan yang berlawanan dengan fakta yang sebenarnya. Majas ironi tergolong ke dalam majas pertentangan jika didasarkan pada bentuk penyampaian gaya bahasanya. Agar lebih jelas perhatikan beberapa contoh majas ironi dalam kalimat berikut ini :

Contoh :

1. Kamu memang anak yang sangat cerdas, nilai raportmu rata-rata 5.

Penjelasan :

Peryataan pada kalimat di atas tentang pujian terhadap anak yang cerdas adalah suatu hal yang bertentangan dengan makna, maksud, dan tujuan yang ingin diutarakan. Tentu pujian tersebut tak pantas didapatkan oleh seorang anak yang memiliki nilai rata-rata 5 dalam raportnya. Peryataan pujian pada kalimat adalah dengan maksud menyindir, mengejek, dan menegur anak tersebut. Meskipun dalam kalimat di atas diwujudkan dalam bentuk pujian, akan tetapi secara maknawi memiliki kesan sebaliknya.

2. Aku salut sekali denganmu yang selalu hadir tepat waktu, bukankah kita janji bertemu pukul 08.00 wib dan bukannya saat ini sudah pukul 11.00 wib?

Penjelasan :

Kalimat yang mengandung majas ironi di atas menyatakan maksud teguran dengan cara memuji seseorang yang datang terlambat. Peryataan pujian tersebut adalah suatu hal yang bertentangan dengan maksud sebenarnya yang ingin diutarakan. Meski peryataan dalam bentuk pujian, akan tetapi kesan yang dimunculkan adalah hal sebaliknya yakni sebuah sindiran dan teguran.

3. Pemerintahan kabinet periode ini begitu sukses dalam program kerjanya, salah satunya adalah tak berdayanya mereka dalam menekan laju inflasi.

Penjelasan :

Peryataan pada kalimat di atas yang berupa apresiasi tentang kesuksesan pemerintah bertentangan dengan makna sesungguhnya yang ingin diutarakan. Hal tersebut ditunjukkan pada salah satu bukti pada penggalan kalimat berikutnya yakni “tak berdayanya mereka dalam menekan laju inflasi.” Penggalan kalimat sebelumnya yang berupa pujian atau apresiasi memiliki makna, maksud, dan tujuan menyindir atau mengolok-olok. Dengan demikian peryataan pujian tersebut bertentangan dengan maksud yang ingin diutarakan. Meskipun peryataan pada kalimat menunjukkan bentuk apresiasi, akan tetapi kesan yang ditimbulkan oleh pujian tersebut memiliki makna sebaliknya.

Selanjutnya perhatikan majas ironi dalam kalimat pada contoh 4 – 30 berikut :

4. Film yang barusan kita tonton begitu seru, sampai-sampai mengantuk aku dibuatnya.
5. Keluarga tetangga sebelah begitu rukun dan damai, setiap pagi ada saja suara piring dan gelas yang pecah.
6. Penampilanmu sungguh rapi sekali hari ini, kemeja dan celanamu kusut tak beraturan.
7. Bagus sekali suaramu, seperti kaleng kerupuk yang dilempar ke jalanan.
8. Bandar Lampung adalah kota yang aman dari curanmor, setiap kali di kota itu ada saja berita kehilangan sepeda motor.
9. Nasi goreng buatanmu sangat lezat, lihat saja setiap orang yang menyantap nasi goreng buatanmu pasti akan memuntahkannya.
10. Jika melihat tulisanmu, engkau sangat cocok menjadi seorang dokter yang menulis resep untuk pasiennya.

11. Gina adalah anak yang sangat bersemangat dan rajin bersekolah, terbukti dengan daftar hadir yang tak pernah terisi, PR yang selalu tidak dikerjakan, dan hukuman yang senantiasa ia terima akibat terlambat sekolah.
12. Aku bisa menebak kalau dirimu adalah anak terpandai di sekolah hanya dengan melihat hasil ujianmu Bahasa Indonesiamu yang berangka 10.
13. Aku iri melihat bentuk tubuhmu yang sangat ideal dan atletis, disela tubuhmu dipenuhi oleh gelambir dan lemak.
14. Kau sangat rendah hati sekali, sampai-sampai semua yang dimiliki kau pamerkan.
15. Tino adalah anak yang sangat ramah, jika engkau bertemu dengannya pasti batang hidungmu tak akan diliriknya.

[sc:ads]

16. Sepertinya engkau saat ini telah menjadi juragan gula putih, sampai-sampai kopi ini kau lebihkan takaran gulanya.
17. Rina adalah anak yang baik hati dan sama sekali tidak perhitungan kepada temannya, sampai-sampai ketika aku diboncenginya pulang ke rumah, ia anggap sebagai hutang.
18. Luar biasa rapi sekali sampul buku tulismu ini, tak beraturan dan penuh lipatan disana-sini.
19. Kulitmu seperti jalanan berbatu, maukah kau berbagi rahasia halusnya kulitmu itu?
20. Kau ini wangi sekali, lihat saja banyak lalat yang hinggap di atas kepalamu.

21. Engkau sungguh jenius dalam berolah raga, sampai-sampai tak satupun jenis olah raga kau sukai.
22. Tulisan tanganmu begitu rapi, seperti cakarang berang-berang di tumpukan ikan.
23. Lihatlah betapa tampannya dirimu yang seperti bintang film ini, sampai-sampai tak ada seorang gadis pun yang mau kau dekati.
24. Lapangan sepakbola ini sangat baik untuk digunakan untuk ajang piala AFF, tak ada rumput hijau, tanah yang begitu tanah tandus, dan terdapat kubangan di sana-sini.
25. Segar sekali air ini, tenggorokanku seperti melepuh dibuatnya.

26. Produk minyak rambut yang kau gunakan sangat bagus, begitu aku memakainya rambutku perlahan-lahan rontok dengan sendirinya.
27. Sayur nangka buatanmu sangat enak sekali, sampai-sampai seluruh isi perutku mau keluar setelah menyantapnya.
28. Bibimu sungguh murah hati sekali, aku meminta botol bekas untuk dijadikan hasta karya saja tak diberinya.
29. Rambutmu begitu lurus sekali, hampir mirip mie instan mentah yang belum direbus.
30. Alangkah piawainya engkau bermain musik, sampai-sampai nenek marah-marah ketika gitar itu engkau mainkan.

Sumber :
http//www.kelasindonesia.com

Baca Juga:

Pengertian dan 42 Contoh Majas Litotes
Pengertian serta Contoh Majas Klimaks dan Antiklimaks
Pengertian, Jenis-Jenis Konjungsi dan Contoh Kalimat