Pengertian Kata Majemuk Setara & Bertingkat, Serta Contoh

Posted on

Pengertian Kata Majemuk Setara & Bertingkat, Serta Contoh – Kalimat majemuk adalah kalimat yang tersusun atas dua klausa atau lebih yang memiliki keterkaitan makna antara satu dengan lainnya. Di dalam kalimat majemuk terdapat kata hubung (konjungsi) yang berfungsi menghubungkan dua klausa yang memiliki kedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Berdasarkan hubungan antar klausa, kalimat majemuk dapat diturunkan menjadi empat macam diantaranya ialah kalimat majemuk setara, bertingkat, rapatan, dan campuran. Pada bahasan ini akan terfokus pada pembahasan kalimat majemuk setara dan bertingkat. Berikut penjelasannya:

A. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang memiliki hubungan setara atau sederajat diantara klausa-klausanya. Ciri-ciri kalimat majemuk setara diantaranya adalah :

a. Pada tiap klausanya memiliki hubungan koordinatif, sehingga klausa-klausa dalam kalimat majemuk dipisahkan akan tetap bisa berdiri sendiri dan memiliki makna.

b. Menggunakan kata hubung (konjungsi) yang menghubungkan antar klausa dalam kalimat seperti lalu, dan, setelah, kemudian, sebelum, berupa, dan bahkan.

Contoh :

1. Rima sedang mengepel lantai dan Irna mencuci piring.

Penjelasan :

Klausa 1 = Rima sedang mengepel lantai. (dapat berdiri sendiri)
Klausa 2 = Irna mencuci piring. (dapat berdiri sendiri)

Klausa-klausa di atas dihubungkan dengan kata hubung “dan” yang menyusun sebuah kalimat majemuk. Kedua klausa tersebut berkedudukan sebagai induk kalimat yang tetap bermakna meski tidak dihubungkan menjadi satu kalimat.

Contoh lainnya :

2. Lelaki misterus itu menghidupkan sepeda motornya kemudian ia langsung pergi.
3. Ida mendengarkan musik klasik sebelum ia pergi ke sekolah.
4. Ridho shalat dua rakaat setelah mengambil air wudhu.
5. Fany menggosok gigi dan berwudhu sebelum ia pergi tidur.

6. Ardhi merebut bola lalu ia menendangnya ke gawang lawan.
7. Risa tidak hanya cantik, bahkan ia juga sangat manis.
8. Deska tidak hanya pintar matematika, bahkan ia juga mahir berbahasa asing.
9. Pak guru menjelaskan materi pelaaran kimia di depan kelas, kemudian ia mempersilahkan siswa untuk bertanya.
10. Bu Eva selalu memberikan pertanyaan materi yang lalu sebelum ia memulai pelajaran hari ini.

11. Ayah membaca koran sambil meminum kopi sebelum ia bersiap pergi ke kantornya.
12. Hafidz segera menuju masjid setelah mendengar suara adzan.
13. Muadzin mengumandangkan iqamah setelah khatib jum’at mengakhiri khutbahnya.
14. Pak Arifin memberikan pengumuman sebelum ia memulai khutbah jum’at.
15. Adik sarapan pagi sebelum ia berangkat ke sekolah.

16. Kami selalu berdoa sebelum memulai pelajaran di sekolah.
17. Heri berjanji akan menemuiku setelah ia pulang dari les bahasa inggris.
18. Syarifudin mematikan televisi setelah mendengar suara adzan dikumandangkan.
19. Ibu memasak nasi kuning lalu ia mempersiapkan lauk-pauknya.
20. Bibi membeli telur di warung ibu Sugiyem, lalu ia membeli beras di toko barokah.

[sc:ads]

B. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang berkedudukan bertingkat (tidak setara atau tidak sederajat). Ketidaksetaraan antar klausa tersebut ditunjukkan dengan adanya klausa induk kalimat dan klausa anak kalimat. Dalam kalimat majemuk bertingkat, untuk menghubungkan kedua klausanya menggunakan kata hubung (konjungsi) bagaikan, sebab, sehingga, ketika, walaupun, jika, dan bahwa.

Contoh :

1. Ayah memasak nasi goreng ketika hujan di malam hari.

Klausa 1 (induk kalimat) = Ayah memasak nasi goreng (dapat berdiri sendiri)
Klausa 2 (anak kalimat) = Ketika hujan di malam hari (tidak dapat berdiri sendiri)

Dalam kalimat majemuk bertingkat di atas terdiri atas dua klausa yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Klausa induk kalimat pada kalimat majemuk di atas adalah klausa inti yang dapat berdiri sendiri dan tetap memiliki makna jika dipisahkan dengan klausa lainnya. Sedangkan pada klausa kedua adalah klausa anak kalimat yang tidak memiliki makna dan tidak dapat berdiri sendiri jika dipisahkan dengan klausa inti.

2. Arman bergadang semalaman sehingga matanya hitam lebam.

Penjelasan :

Klausa 1 (induk kalimat) = Arman bergadang semalam
Klausa 2 (anak kalimat) = matanya hitam lebam

Pada klausa 1 adalah klausa induk kalimat yang dapat berdiri sendiri dan bermakna walaupun dipisahkan dengan klausa lainnya. Sedangkan pada klausa 2 adalah klausa anak kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bermakna jika dipisahkan dengan induk kalimat atau klausa inti.

3. Pak Guru berjanji akan mengajak siswanya untuk pergi bertamasya jika mereka lulus ujian nasional.
4. Pak guru tak lagi mempercayai Erika, sebab ia selalu berbohong.
5. Warga kota Jakarta belum sepenuhnya sadar akan persoalan sampah sehingga kota tersebut seringkali dilanda banjir.

6. Aku sedang asyik bermain game ketika ayah pulang.
7. Vino berjanji kepada ibunya bahwa dirinya tak akan nakal lagi jika uang sakunya ditambah.
8. Nando selalu shalat tahajud di sepertiga malam ketika semua orang terlelap.
9. Bachtiar masih saja bersikap baik meskipun ia selalu diperlakukan tidak baik oleh Rino.
10. Pak Harvan bertekad akan terus mengajar sampai hembusan nafasnya yang terakhir meskipun ia tak pernah mendapatkan upah yang layak.

Sumber :
http://www.prbahasaindonesia.com/2015/05/pengertian-ciri-ciri-contoh-kalimat.html/

Baca Juga:

2 Contoh Teks Eksplanasi Tentang Peristiwa Alam Terbaru
Perbedaan Teks Laporan, Teks Deskripsi Serta Contohnya
3 Teks Eksposisi tentang Lingkungan Sekolah dalam Bahasa Indonesia