Pengertian Klausa dan Contohnya – Klausa adalah satuan linguistik dalam bentuk kelompok kata yang susunannya terdiri atas unsur subyek dan predikat yang berkedudukan lebih kecil dari kalimat. Klausa memiliki karakteristik atau ciri khusus sebagai identifikasi terhadap bentuknya diantaranya ialah tidak berintonasi di akhir kata dan tidak menggunakan tanda baca seperti pada kalimat. Agar ;ebih jelas, perhatikan beberapa contoh klausa berikut :
Contoh :
– Nenek memasak (klausa)
– Pak Guru mengajar (klausa)
– Pak Polisi berbicara (klausa)
– Iwan memancing (klausa)
– Rina berceloteh (klausa)
– Agus berpidato (klausa)
– Joni berorasi (klausa)
– Susi mendongeng (klausa)
– Fandi bermain (klausa)
Klausa dapat dibedakan ke dalam dua macam yakni klausa inti dan klausa bawahan, penjelasannya sebagai berikut :
1. Klausa Inti
Klausa inti adalah kelompok kata dalam kalimat yang memiliki makna dan dapat berdiri sendiri tanpa adanya klausa bawahan di dalamnya. Dalam kalimat majemuk, klausa inti berkedudukan sebagai induk kalimat. Contoh :
– Paman pergi ke kantor disaat hujan deras.
Penjelasan :
Paman pergi ke kantor = klausa inti (induk kalimat)
Hujan deras = klausa bawahan (anak kalimat)
Pada kalimat majemuk di atas klausa inti terdapat pada kelompok kata yang bergaris miring yakni “Paman pergi ke kantor” yang berkedudukan sebagai induk kalimat. Sedangkan kelompok kata berikutnya yakni “hujan deras” adalah klausa bawahan yang berkedudukan sebagai anak kalimat. Setelah dipisah baru dapat dipahami bahwa klausa inti (induk kalimat) tetap memiliki makna dan dapat berdiri sendiri tanpa adanya oleh klausa bawahan (anak kalimat). Sedangkan klausa bawahan tidak dapat berdiri sendiri dan tidak bermakna tanpa adanya klausa inti yang menyertainya.
Perhatikan kembali klausa inti dalam kalimat berikut :
– Bibi menggoreng ikan saat sedang hujan.
Klausa inti: Bibi menggoreng ikan
– Ayah memarahi kakak ketika tidak shalat.
Klausa inti: Ayah memarahi kakak
– Ayah membeli singkong saat harga beras naik.
Klausa inti: Ayah membeli singkong
– Rani bersepeda ketika hari terik di siang hari.
Klausa inti: Rani bersepeda
– Hana membeli pakaian baru saat menjelang lebaran.
Klausa inti: Hana membeli pakaian baru
– Kusno mengasah golok saat hendak memotong daging.
Klausa inti: Kusno mengasah golok
– Bambang mencukur kumis ketika hendak pergi ke kantor.
Klausa inti: Bambang mencukur kumis
– Ani selalu rajin belajar meskipun tidak ada PR.
Klausa inti: Ani selalu rajin belajar
– Firman baru akan belajar jika esok ujian.
Klausa inti: Firman baru akan belajar
– Susilo berpidato dihadapan banyak orang
Klausa inti: Susilo berpidato
– Vino bersiul saat ada bu guru
Klausa inti: Vino bersiul
– Aisyah mengaji pada malam hari
Klausa inti: Aisyah mengaji
– Sukirman masih bermain petasan meski sudah dilarang
Klausa inti: Sukirman masih bermain petasan
– Paman memancing ikan ketika hari cerah
Klausa inti: Paman memancing ikan
– Heri mengamen di bus kota pada saat buan Ramadhan
Klausa inti: Heri mengamen di bus kota
– Para pengamen jalanan itu tetap beroperasi meski telah dilarang.
Klausa inti: Para pengamen jalanan itu tetap beroperasi
2. Klausa Bawahan
Klausa bawahan adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya klausa inti yang mengandung makna di dalamnya. Pada kalimat majemuk, klausa bawahan berkedudukan sebagai fungsi perluasan makna dari induk kalimat yakni anak kalimat.
Contoh:
– Aris berjalan ke lapangan sambil bernyanyi.
Klausa Bawahan: sambil bernyanyi
[sc:ads]
Penjelasan :
Pada kalimat majemuk di atas klausa 1 yang berkedudukan sebagai kluasa inti (induk kalimat) adalah “Aris berjalan ke lapangan.” Sedangkan klausa 2 yang berkedudukan sebagai klausa bawahan (anak kalimat) adalah “sambil bernyanyi.” Dari kedua klausa yang membentuk satu kalimat majemuk yang telah dipisah tersebut tentu dapat dimengerti satu hal yang penting bahwa, klausa 1 (klausa inti) memiliki makna dan dapat berdiri sendiri. Sedangkan klausa 2 (klausa bawahan) tak memiliki makna dan tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya klausa inti disertainya.
Perhatikan kembali contoh klausa bawahan dalam kalimat berikut :
– Gandi pergi ke kantor ketika hujan deras.
Klausa Bawahan: ketika hujan deras
Untuk contoh selanjutnya, klausa bawahan adalah bagian kalimat yang digarisbawah.
– Ia akan datang meskipun sangat sulit.
– Aku akan tetap berusaha keras meski mustahil untuk dilakukan.
– Toni menangis karena sepeda motornya hilang.
– Reni bermain boneka dimalam hari.
– Nayla berlatih dengan serius meski sampai larut malam.
– Aku melancarkan protes karena tidak suka.
– Lulu memuntahkan makanan itu karena sudah basi.
– Mimin berteriak lantang saat berada di atas tebing.
– Susi berteriak histeris ketika piring berjatuhan.
– Adik menangis saat dijahili temannya.
– Joni mengigau ketika sedang mimpi buruk.
– Supir angkot itu memacu kendaraannya ketika ada polisi lalu lintas.
– Didin tetap saja merokok meski telah dilarang.
– Syarifah mengambil buku gambarnya sesaat setelah terjatuh.
– Rina mengetik laporan hingga larut malam.
– Ia tetap berlari meski kakinya bengkak-bengkak.
– Dino berusaha membohongi keluarganya ketika sedang butuh uang.
– Virna telah menggeluti profesi sebagai seorang wartawan sejak ia masih kuliah.
Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/05/penjelasan-frasa-dan-klausa-lengkap.html
Baca Juga:
Pengertian dan 30 Contoh Majas Satire
Pengertian dan Puluhan Contoh Majas Epifora
Contoh Cerpen Lima Paragraf