Pengertian, Ciri, dan Macam-macam Puisi Lama Beserta Contoh
Puisi adalah sebuah karya sastra berbentuk untaian kata-kata indah penuh dengan makna dalam yang menggambarkan isi hati, pikiran, serta perasaan si penulisn / penciptanya. Puisi terbagi atas dua macam, diantaranya ialah puisi lama dan puisi baru. Puisi lama adalah puisi yang sudah ada sejak dahulu kala tanpa diketahui secara pasti kapan kemunculannya. Sedangkan puisi baru adalah jenis puisi yang berkembang pada beberapa dekade terakhir. Pada pembahasan ini akan lebih terfokus pada puisi lama.
Pengertian dan Ciri-ciri Puisi Lama
Puisi lama adalah jenis puisi yang telah lama ada khususnya di Indonesia dengan karakteristiknya yang terikat dengan kaidah-kaidah tertentu yakni jumlah baris tertentu, berima, dan terdiri atas beragam jenisnya. Ciri-ciri puisi lama diantaranya ialah :
- Memiliki keterikatan terhadap jumlah kata tertentu dalam satu bait dan barisnya
- Memiliki keterikatan dengan aturan mengenai berapa jumlah baris dalam satu baitnya
- Memiliki keterikatan pada jumlah baris (2, 4, ataupun lebih)
- Memiliki keterikatan dengan jumlah suku kata
- Memiliki keterikatan dengan persajakan (rima)
- Memiliki keterikatan dengan irama
- Secara kasat mata terlihat agak kaku dengan adanya keterikatan dengan berbagai aturan seperti misalnya jumlah kata pada tiap baris, jumlah baris pada setiap bait, serta harus terdapat pengulangan kata yang letaknya di awal ataupun akhir sajak (rima).
- Secara umum berupa cerita rakyat ataupun puisi rakyat yang tak diketahui siapa yang menulis / menciptakannya.
- Disebarkan atau disampaikan secara lisan (dari mulut ke mulut). Dengan demikian puisi lama juga termasuk ke dalam jenis sastra lisan.
Macam-Macam Puisi Lama
Berdasarkan bentuknya, puisi lama terdiri atas lima macam, diantaranya ialah :
1. Syair
Syair ialah salah satu dari jenis puisi lama yang pada tiap baitnya terdiri atas 4 baris, memiliki sajak a-a-a-a, berisikan nasehat ataupun cerita. Jenis sastra ini berasal dari wilayah Arab / Timur Tengah.
Contoh syair:
Rumput ilalang dan gulma meninggi
Seolah tak pernah ada orang di sini
Padahal dahulu adalah tempat yang digemari
Oleh sekelompok orang berlari-lari
Rumput ilalang dan gulma meninggi
Bangunan-bangunan rapuh tak terurusi
Tiang bendera yang tak lagi menjulang tinggi
Kini tumbang dang hanya setinggi betis kaki
Bagunan tua yang tertinggalkan zaman
Luluh lantak akibat rusaknya pendidikan
Sekelompok pelajar brutal dan urakan
Berteriak, menghancurkan, membakar, seperti setan
Bangunan tua yang tertinggalkan zaman
Sebagai saksi bisu bobroknya generasi siluman
Nampak pelajar namun tak berbekas hasil pendidikan
Yang ada hanyalah kebobrokan
[sc:ads]2. Pantun
Pantun adalah jenis dari puisi lama yang secara umum sangatlah familiar dikalangan masyarakat. Umumnya pantun diperdengarkan / dipertontonkan pada acara-acara adat, pernikahan, pertunjukan, dan lain sebagainya. Ciri-ciri fisik dari pantun adalah memiliki sajak a-b-a-b, pada tiap baitnya terdiri atas 4 baris, pada tiap barisnya terdiri atas 8-12 suku kata, 2 baris di awal disebut dengan sampiran, sedangkan 2 baris selanjutnya disebut dengan isi.
Contoh pantun:
Membawa bekal saat pergi ke pantai
Lauk nasi jengkol dan sampal petai
Bolehlah bersantai-santai
Jika pekerjaan telah usai
Mengelus dada tandanya prihatin
Memperhatikan rusaknya zaman
Bekerjalah yang rajin
Meski tak dilihat oleh atasan
Pergi ke pasar membeli lapis legit
Nikmat rasanya ketika dimakan
Raihlah prestasi setinggi langit
Agar kau menjadi orang yang membanggakan
3. Seloka
Seloka ialah salah satu dari jenis puisi melayu klasik yang dinamakan dengan pantun terkait / berkait. Pada umumnya seloka berisikan tentang perumpamaan yang di dalamnya terkandung sebuah sindirian, senda gurau, dan ejekan.
Contoh :
Untuk apa berdagang di pasar
Jika tak ada pembelinya
Buat apa bermulut besar
Jika otak tak ada isinya
4. Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama berisikan nasehat yang pada tiap-tiap baitnya terdiri atas dua baris yang memiliki sajak a-a-a-a.
Contoh :
Jika anak tak dididik ilmu dunia
Maka sulitlah ia dalam masa depan hidupnya
Apabila anak tak dididik dengan agama
Maka akan rusaklah masa depan akhiratnya
Jika anak tak dididik dengan pengalaman nyata
Maka tak akan tumbuh kedewasaannya
Apabila anak hanya dididik alakadarnya
Maka tak akan sempurna hasil belajarnya
5. Karmina
Karmina ialah salah satu dari jenis puisi berbentuk pantun lama yang umumya disebut sebagai pantun kilat. Karmina memiliki kemiripan dengan pantun, hanya saja tidak terlalu panjang.
Contoh karmina :
Ada kue manis di nampan
Pria itu sangat tampan
Kue di nampan manis sekali
Pria tampan itu juga baik hati
Kue manis habis sedari tadi
Tak hanya baik ia juga berbudi
6. Mantra
Mantra ialah salah satu dari jenis pantun lama yang terdiri atas susunan kata yang memiliki rima serta irama yang dianggap memiliki unsur mistis atau kekuatan ghaib.
Contoh mantra :
Goy margondoy alihahouy
Pergilah kau si hantu margondoy
Jangan ke sini lagi
Hong bilahong
Pergilah juga kau si hantu bilahong
Jangan kemari
7. Talibun
Talibun ialah salah satu dari jenis pantun lama yang memiliki sedikit kemiripan dengan pantun karena terdapat sampiran dan juga isi. Pada susunannya, talibun berisikan lebih dari 4 baris (6 – 20 baris).
Contoh :
Wajah berjerawat dan berbercak
Akibat jarang cuci muka
Juga terlalu banyak bedak dan gincu
Janganlah sombong dan congkak
Tak akan ada seorangpun yang suka
Apalagi akan menyayangimu