Contoh Teks Wawancara dengan Pedagang (Terbaru) – Teks wawancara merupakan teks yang menggambarkan suatu kegiatan percakapan reportase yang dilakukan oleh pewawancara dengan narasumber dalam agenda tertentu. Kegiatan wawancara ini dilakukan oleh pewawancara untuk menggali informasi tentang suatu hal terhadap narasumber. Berikut ini adalah contoh teks wawancara tentang tema perdagangan :
Pewawancara:Selamat pagi pak, boleh minta waktunya sebentar?
Pedagang:Boleh saja dik, ada apa ya?
Pewawancara :Begini pak, saya dari harian Bandar Lampung Bicara. Saya bermaksud untuk mewawancarai bapak perihal geliat perekonomian pedagan kecil dan menengah pak. Apa boleh saya melakukan wawancara dengan bapak?
Pedangang:Boleh saja dik. Kebetulan ini sedang jam istirahat siang. Adik sudah makan siang?
Pewawancara:Oh sudah pak, terima kasih. Kalau boleh, saya ingin langsung saja memulai wawancara kepada bapak.
Pedagang:Oh tentu saja, silahkan dik!
Pewawancara: sudah berapa lama bapak berdagang di kawasan ruko pasar tengah Tanjung Karang ini pak?
Pedagang :saya mulai membuka toko ini sejak tahun 1999, berarti kurang lebih saya sudah berdagan selama 17 tahun.
Pewawancara :sebelum berdagang, bapak pernah menjalani profesi lainnya?
Pedagang :belum pernah mas, sejak kuliah saya memang hobui berjualan. Nah, saya pikir-pikir kenapa tidak saya teruskan saja hobi saya tersebut sebagai profesi.
Pewawancara:wah, bapak dulu pernah belajar di perguruan tinggi ternyata. Lantas kenapa tidak bekerja di perusahaan dan semacamnya pak?
Pedagang:sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa saya memilih untuk berdagang dari pada bekerja. Alasan paling masuk akal ya karena saya bahagia menjalani profesi ini, itu saja.
Pewawancara:jadi baak memilih untuk berdagang hanya karena alasan senang melakukannya?
Pedagang : Ya, itu alasan utamanya mas. Tapi ada beberapa alasan lain yang memantapkan hati saya untuk terus berdagang pasca lulus kuliah.
Pewawancara: wah, apa saja itu pak?
Pedagang: begini ya mas, pertama, saya ini seorang muslim. Sebagai seorang muslim tentu sudah sewajarnya mengikuti panutannya yakni Nabi Muhammad SAW, benar kan?
Pewawancara: betul pak, lalu kaitannya dengan berdagang?
Pedagang :sudah jelas mas, Nabi Muhammad itu profesinya tak lain adalah pedagang. Nah, saya mencontoh beliau saja. ha…ha.
Pewawancara : begitu ya pak? Saya setuju dengan bapak. Ada alasan lainnya?
Pedagang : ada mas, berdagang bagi saya tak hanya sebatas profesi untuk mencari uang semata. Lebih dari itu.
Pewawancara : misalnya pak?
[sc:ads]Pedagang : begini mas, saya pemilik toko sembako yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis barang kebutuhan pokok. Toko saya ini cukup sibuk dengan berbagai aktivitas mulai dari pagi hingga sore hari. bahkan terkadang sampai malam atau pagi kembali. Dengan kesibukan yang luar biasa ini, mungkinkah saya kerjakan sendiri?
Pewawancara : tentu tidak bisa pak. Bapak harus mempekerjakan karyawan.
Pedagang : tepat sekali, saya harus memberdayakan karyawan. Secara tidak langsung saya ikut serta dalam upaya meminimalisikan angka pengangguran bukan? bahkan jika ditarik benang merahnya, saya pun turut andil dalam memberantas kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan di toko saya.
Pewawancara : penjelasan bapak barusan ada benarnya juga. Namun bukannya menjadi pedagang itu penghasilannya tidak menentu ya pak?
Pedagang : kalau itu sih ya tergantung rezeki saja mas. Yang jelas penghasilan pedagang itu tidak statis. Kalau sedang ramai, ya penghasilan bisa berkali-kali lipat gaji pegawai kantoran. Namun jika sedang sepi, ya bersabar saja. nanti juga akan ramai lagi.
Pewawancara: apa yang membuat bapak begitu optimis?
Pedagang:jadi pedagang memang harus optimis mas. Kalau tidak, ya lebih baik mundur saja.
Pewawancara: saya paham arah penjelasan bapak barusan. Kembali lagi ke pertanyaan awal ya pak. Adakah alasan lain mengapa bapak memilih menjadi pedagang ketimbang menjalani profesi lainnya?
Pedagang : alasan lainnya mengapa saya memilih berdagang adalah karena saya bisa lebih leluasa mengatur waktu. Sebenarnya alasan semacam ini juga dirasakan oleh sebagian besar pengusaha, freelancer (pekerja paruh waktu), dan semua profesi selain pekerja kantoran.
Pewawancara : mengapa bisa begitu pak?
Pedagang : begini mas, profesi sebagai pekerja itu harus tahan terhadap tekanan atasan, jadwal bekerja yang ketat, dan terikat dengan segala aturan yang diberlakukan oleh intansi atau perusahaan di tempat ia bekerja. Belum lagi masalah lainnya seperti gaji yang tidak layak, jam kerja yang diluar batas kewajaran, dan sederet masalah lainnya. Dengan kata lain, mereka tak memiliki kebebasan seperti pedagang, pengusaha, dan wirausahawan lainnya. Jika boleh saya mengatakan, jadi pekerja itu harus rela sebagian hidupnya “terjajah” oleh profesi yang ia geluti.
Pewawancara: tapi bukankah itu memang konsekuensi logis yang harus dijalani para pekerja pak?
Pedagang: benar sekali, dan saya pribadi tak sanggup menanggung beban konsekuensi tersebut. Nah, karenanya saya lebih memilih untuk berdagang saja.
Pewawancara : baik pak, ini pertanyaan terakhir saya. Sampai kapan bapak akan menggeluti profesi sebagai pedagang?
Pedagang : Insya Allah saya akan terus berdagang sampai akhir hayat saya. Karena berdagang bagi saya bukan hanya usaha untuk mendapatkan uang. Lebih dari itu, berdagang adalah ibadah, belajar, dan sarana untuk memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang.
Pewawancara : luar biasa, semoga usaha bapak semakin sukses ke depannya. Baiklah pak, terima kasih, saya permisi dulu.
Pedagang : aamiin, terima kasih kembali.
Baca Juga:
Contoh Pidato Persuasif Bahasa Indonesia Terbaru
Contoh Pidato Eksposisi Bahasa Indonesia Terbaru
Contoh Teks Diskusi Tentang Kesehatan (Terbaru)