Pengertian dan Contoh Perubahan Makna Generalisasi – Makna kata dalam berbahasa Indonesia tidak selalu memiliki makna yang tetap. Beberapa kata diantaranya mengalami pergeseran atau perubahan makna dari makna semula menjadi makna lainnya. Banyak faktor yang melatarbelakangi adanya perubahan atau pergeseran makna pada kata. Misalnya saja faktor kebetulan, faktor perkembangan zaman, faktor tabu, dan faktor polysemy. Pergeseran makna berdasarkan bentuknya juga dapat dibedakan ke dalam beberapa macam, salah satunya adalah perubahan makna generalisasi atau perluasan makna. Perubahan makna generalisasi ialah pergeseran makna pada kata yang menjadikan makna kata tersebut menjadi lebih luas dari sebelumnya.
Contoh :
1. Berlayar
Makna kata “berlayar” kini dimaknai sebagai aktivitas melaut dengan menggunakan kapal laut yang secara umum tak memiliki layar. Namun kata “berlayar” sebelum mengalami perluasan makna adalah sebuah kegiatan melaut yang menggunakan kapal degan layar sebagai tenaga pendorongnya.
Contoh kalimat :
– Ayahku pergi berlayar untuk menangkap ikan.
Penjelasan :
Makna kata “berlayar” dalam kalimat di atas adalah pergi ke laut dengan menggunakan kapal dengan layar. Artinya kata “berlayar” dalam kalimat di atas adalah kata sebelum mengalami perluasan makna.
– Kakak berencana akan berlayar dengan menaiki kapal feri besok pagi menuju kota Jakarta.
Penjelasan :
Pada kata “berlayar” dalam kalimat telah mengalami perluasan makna. Meskipun kapal feri tak memiliki layar, akan tetapi semua kegiatan yang berhubungan dengan pergi melaut atau menyebrang lautan kini disebut dengan berlayar.
2. Papan
Kata “papan” dahulu hanyalah sebuah bahan setengah jadi yang merupakan bahan dasar bangunan dari potongan pohon. Setelah mengalami perluasan makna, kata “papan” kini dimaknai sebagai harta benda yang berharga.
Contoh dalam kalimat :
– Tebanglah beberapa pohon besar untuk dijadikan papan sebagai bahan dasar rumah kayu kita. (kata “papan” sebelum mengalami pergeseran makna)
– Di zaman sekarang ini kepemilikan akan papan yang bagus seolah menjadi sebuah simbol kesuksesan seseorang. (kata “papan” setelah mengalami perluasan makna menjadi harta berharga)
3. Jurusan
Kata “jurusan” dahulu memiliki makna suatu lajur trayek sebuah angkutan umum. Saat ini jurusan dimaknai sebagai sebuah wadah konsentrasi keilmuan tertentu yang berada dalam lingku universitas.
Contoh kalimat :
– Para supir angkutan kota jurusan rajabasa-tanjung karang melakukan aksi unjuk rasa menuntut kenaikan tarif layak. (makna kata “jurusan” sebelum mengalami perluasan makna)
– Syarif ingin sekali berkuliah di Universitas Lampung Jurusan Pendidikan Matematika. (makna kata “jurusan” setelah mengalami perluasan makna)
[sc:ads]
4. Saudara
Kata “saudara” dahulu hanya sebutan bagi keluarga dan kerabat saja. Namun setelah mengalami perluasan makna, kata “saudara” kini menjadi kata sapaan kepada siapa saja.
Contoh dalam kalimat :
– Doni adalah saudaraku dari kampung, ia adalah anak dari pamanku. (kata “saudara” sebelum mengalami perluasan makna)
– Silahkan kalau berkenan saudara boleh mengunjungi kediaman saya! (kata “saudara” setelah mengalami perluasan makna)
5. Puteri
Kata “puteri” dahulu dimaknai sebagai anak perempuan dari seorang raja atau sultan. Saat ini kata “puteri” bisa saja disematkan kepada semua anak perempuan bukan hanya anak dari seorang raja.
– Setelah Putri Elsa beranjak dewasa, ia dinobatkan menjadi seorang ratu. (makna kata “putri” sebelum mengalami perluasan makna)
– Maaf, apa yang berbicara di podium itu adalah putri anda? (makna kata “putri” setelag mengalami perluasan makna)
6. Benih
Kata “benih” dahulu hanya dimaknai sebagai bibit dari bahan dasar pertanian ataupun perikanan. Saat ini selain masih dimaknai dengan makna sebelumnya, perluasan makna kata “benih” juga dapat berarti sumber atau pangkal dari segala hal.
Contoh :
– Benih jagung ini adalah yang terbaik di pasaran. (makna kata “benih” sebelum mengalami perluasan makna)
– Orang itu yang telah menyebarkan benih kebencian kepada kita semua. (makna kata “benih” setelah mengalami perluasan makna)
7. Anak
Kata “anak” dimaknakan sebagai keturunan sedarah dari generasi sebelumnya. Setelah mengalami perubahan makna, kata “anak” dapat dimaknai tak hanya dari keturunan sedarah saja. misalnya saja pada proses pengangkatan anak atau pengadopsian anak. Tentu hal tersebut tidak salah jika anak angkat juga disebut sebagai “anak.” Dalam kasus lainnya juga terdapat sebutan anak kunci, anak panah, dan seterusnya. secara biologis tentu tidak mungkin panah memiliki anak jika dimaknakan dengan makna kata sebelum mengalami perluasan makna.
Contoh kalimat :
– Haris adalah anak laki-lakiku satu-satunya. (makna kata “anak” sebelum mengalami perluasan makna)
– Anak panah yang melesat itu seketika menancap di bahunya. (makna kata “anak” setelah mengalami perluasan makna)
8. Ayahanda dan Ibunda
Kata “ayahanda” dan “ibunda” dimaknai sebagai orang tua yang mengasuh dan membesarkan sejak kecil. Kedua kata tersebut kini meluas maknanya menjadi siapa saja yang dihormati, disegani, atau dituakan maka boleh saja dipanggil dengan sapaah “ayahanda” dan “ibunda.”
Contoh kalimat :
– Ayahanda dan Ibunda yang kucintai, maafkan anakmu ini belum bisa berbakti dan membahagiakan kalian. (makna kata “ayahanda” dan “ibunda” sebelum mengalami perluasan makna)
– Kepada ayahanda Zulkifli selaku ketua dewan pembina Kesatuan Pengusaha Muslim Lampung, saya persilahkan untuk memasuki ruangan yang telah disediakan. (makna kata “ayahanda” setelah mengalami perluasan makna)
Sumber :
http://www.kelasindonesia.com/2015/03/penjelasan-dan-contoh-perubahan-makna-kata-lengkap.html
Baca Juga:
Contoh Teks Pidato Perpisahan Kelas 12 SMA
Pidato Tentang Kebersihan Lingkungan Sekolah
Pengertian Esai, Cara Menyusun, dan Contoh Terbaru